BNI Yakin Kredit Perbankan RI Tumbuh Dua Digit pada 2017

Gedung BNI di Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memproyeksikan, pertumbuhan kredit perbankan nasional diperkirakan akan membaik pada 2017. Menurut Corporate Secretary, BNI Ryan Kiryanto, pertumbuhan kredit di 2017 dapat mencapai angka double digit tahun depan.

Tembus Rp 39,1 Triliun, Laba Bersih Bank Mandiri Kuartal III-2023 Melesat 27,4%

"Potensi pertumbuhan kredit perbankan Indonesia di 2017 akan relatif lebih baik dibanding 2016 ini. Tahun depan ada potensi pertumbuhan kredit akan menginjak double digit mungkin kalau 11 persen saja rasanya masih bisa," ujarnya dalam acara Workshop BNI Di Plaza Indonesia Jakarta, Kamis, 22 Desember 2016.

Ryan memaparkan, terdapat beberapa faktor pendorong yang dapat mendongkrak pertumbuhan kredit perbankan. Pertama, konsumsi rumah tangga yang diprediksi akan terus mengalami peningkatan yakni akan mampu tumbuh di atas lima persen. 

BI Klaim Fundamental Ekonomi Nasional Terjaga Meski Situasi Global Tak Menentu

"Kondisi ini diyakini akan meningkatkan permintaan (demand) kredit di perbankan," tuturnya.

Lalu kedua, adalah kecepatan belanja pemerintah yang juga diprediksi bakal ikut menopang perbaikan pertumbuhan kredit. Di mana pemerintah memiliki strategi untuk menyerap anggaran lebih cepat yakni semua transaksi barang dan jasa (pengadaan) 2017 di lingkup pemerintah dimajukan atau dibelanjakan di 2016.

Pertumbuhan Kredit Perbankan Turun, Gubernur BI: Ada yang Harus Kami Cek

"Kecepatan belanja pemerintah juga akan lebih bagus dibandingkan tahun-tahun lalu, semua transaksi barang jasa di lingkup pemerintahan dimajukan. Dengan demikian pola serapan belanja pemerintah akan semakin baik lebih terukur dan lebih merata di setiap kuartalannya, ini sangat membantu kegairahan ekonomi kita," ujarnya.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan kredit Oktober 2016 tercatat sebesar 7,5 persen (yoy), lebih tinggi daripada pertumbuhan pada September yang sebesar 6,5 persen (yoy), namun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 10,3 persen.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya