Pertamina Bantah Pakai 'Perantara' Jual Beli BBM ke PLN

Anjungan Pertamina Hulu Energi 24 dioperasikan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA.co.id – PT Pertamina menegaskan tidak ada perantara atau agen dalam jual beli bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik PT PLN. Hal ini menyusul munculnya kabar PLN membeli solar lebih mahal untuk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel karena adanya perantara.

Tutup Posko Nasional Sektor ESDM Nataru, BPH Migas: Stok BBM Aman

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (persero) Wianda Pusponegoro mengatakan titik serah pengiriman bahan bakar minyak (BBM) Pertamina merupakan hak dari konsumen untuk menentukan. Sehingga, semua pelanggan besar Pertamina juga selalu ada pilihan model delivery maupun mode of payment.

“Bisa dengan loco (biaya pengiriman ditanggung pembeli) maupun franco (biaya pengiriman ditanggung penjual). Dalam konteks pembangkit listrik, PLN menghendaki agar titik serah BBM hanya sampai di Depo dengan pola delivery loco dan Pertamina telah memberikan pelayanan terbaik sebagaimana dikehendaki PLN,” jelas Wianda, dalam keterangan tertulisnya, Kamis 29 Desember 2016. 

BPH Migas: Penyaluran BBM di Periode Nataru Aman Meski Terkendala Cuaca

Ia pun mengungkapkan, dengan melakukan pengiriman sesuai dengan keinginan dan kehendak PLN, artinya Pertamina bertransaksi langsung dengan PLN tanpa perantara dan skema yang sekarang dilakukan adalah sesuai dengan keinginan pembeli (PLN).

Wianda menuturkan, harga BBM industri, termasuk untuk pembangkit listrik di daerah terpencil relatif lebih mahal karena ongkos angkut yang relatif tinggi. Adapun, lanjut dia, formula harga jual untuk PLN, yaitu MOPS (Mean of Platts Singapore) + 5 persen berlaku di seluruh Indonesia, yang sebenarnya kurang mencerminkan ke ekonomian.

Gempa Cianjur, Pertamina Periksa Seluruh Sarana dan Fasilitas Penyalur BBM di Jabar

Dia mengatakan Pertamina tidak mungkin melakukan subsidi silang sebagaimana untuk BBM bersubsidi karena harus menjaga daya saing harga BBM Pertamina di daerah lainnya. 

“Karena untuk pembangkit dengan konsumsi BBM besar, PLN melakukan tender untuk mendapatkan harga terbaik sehingga apabila diminta melakukan subsidi silang, akan mengurangi daya saing Pertamina dalam tender pasokan BBM kepada PLN di tempat lain,” ujarnya.

Wianda menambahkan sudah menjadi tugas Pertamina untuk terus ke depankan efisiensi termasuk terapkan rantai suplai yang efektif agar harga senantiasa kompetitif bagi para konsumen. 

“Kami berharap semangat sinergi dan ke depankan solusi bersama menjadi landasan utama sebagai sesama BUMN yang bekerja untuk penuhi kebutuhan energi masyarakat.” tutur Wianda. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya