Kondisi Perekonomian RI Selama 2016 Versi OJK

Pertumbuhan ekonomi global
Sumber :

VIVA.co.id – 2016 segera berakhir dalam hitungan hari. Kondisi perekonomian Indonesia sepanjang tahun ini pun menyisakan berbagai cerita. Berbagai tantangan eksternal, dianggap telah berhasil dilalui dengan baik.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

Demikian review Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  terhadap perekonomian Indonesia sepanjang tahun ini. Berdasarkan catatan OJK, di tengah ketidakpastian global yang menghantui, ekonomi Indonesia mampu tumbuh lebih baik dibandingkan negara berkembang lainnya.

“Sejalan dengan perlambatan global, pertumbuhan ekonomi domestik menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dibanding emerging market lainnya,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad, dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat 30 Desember 2016.

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

Dari sisi eksternal, pemulihan ekonomi global masih melambat, sehingga menimbulkan risiko ketidakpastian. Misalnya, dari tekanan inflasi di sejumlah negara maju, pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat, sampai dengan melambatnya perekonomian Tiongkok.

Kondisi ini pada akhirnya membuat sejumlah lembaga donor seperti Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia, merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi global. Bahkan, pertumbuhan ekonomi di 2017 diproyeksikan sedikit mengalami penurunan dibandingkan proyeksi tahun ini.

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Maksimal 5,5 Persen

Kendati demikian, OJK memandang, Indonesia berhasil meraih pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik dibandingkan perekonomian negara-negara berkembang. Ini didukung dari indikator perekonomian nasional yang ikut terjaga dalam koridornya.

Misalnya, kondisi ekonomi domestik yang tetap terjaga, mendorong nilai tukar rupiah terapresiasi. Kondisi Indeks Harga Saham Gabungan sepanjang tahun ini pun cukup menguat. Membaiknya ekspektasi pasar, menjadi salah satu pendorong hal ini.

“Dan keberhasilan dari tax amnesty, yang dinilai mampu menjaga penguatan IHSG dan nilai tukar, di tengah dinamika kenaikan FFR (Fed Fund Rate) dan fluktuasi harga minyak,” ujarnya.

Tak hanya itu, kondisi stabilitas sektor jasa keuangan nasional masih berada dalam kondisi normal. Ini terlihat dari kinerja pasar keuangan domestik yang cukup baik, juga tingkat kesehatan lembaga jasa keuangan yang masih terjaga.

Kondisi ini didukung dari tingkat permodalan yang tinggi, dan likuiditas yang memadai. Sedangkan aktivitas intermediasi lembaga jasa keuangan dianggap telah mencatat beberapa perbaikan yang cukup signifikan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya