Sri Mulyani Curhat Kekecewaannya pada JPMorgan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Chandra G. Asmara

VIVA.co.id – Kementerian Keuangan memutus kerja sama dengan JPMorgan Chase Bank NA, usai riset yang dikeluarkan lembaga keuangan asal Amerika Serikat itu dianggap berpotensi mengganggu stabilitas keuangan nasional.

Sri Mulyani: Perempuan Harus Buktikan Layak Jadi Pemimpin

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengaku kecewa dengan hasil riset yang dikeluarkan JPMorgan, terkait dengan dipangkasnya dua level peringkat surat utang Indonesia dari overweight menjadi underweight.

“Kalau namanya kerja sama harus saling menguntungkan,” ujar Ani, sapaan akrab Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantornya di Jakarta, Rabu 3 Januari 2017.

Hari Perempuan Internasional, Sri Mulyani Bicara Pemimpin Wanita

Ani menjelaskan, selama ini Indonesia dalam melakukan setiap kerja sama dengan siapa pun, selalu mengedepankan prinsip profesionalitas dan akuntabilitas. Tentunya, dengan tetap mempertimbangkan aspek keuntungan yang setara.

Namun, Ani memandang, hasil riset JPMorgan tersebut sama sekali tidak menghormati kerja sama yang dilakukan antara kedua belah pihak. Terlebih, hasil riset tersebut sama sekali bertolak belakang dengan kondisi perekonomian secara meyeluruh.

Kemenkeu Catat Aset Tanah PTNBH Senilai Rp161,30 Triliun

Apa yang diungkap oleh JPMogran, ditegaskan Ani, tentu akan memengaruhi psikologis para pelaku ekonomi. Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menegaskan, ini tentu akan memberikan citra buruk perekonomian Indonesia di mata pelaku ekonomi dunia.

“Ekonomi selalu didorong oleh faktor fundamental dan psikologi. Faktor psikologis sangat penting bagi seluruh lembaga. Kami tidak akan segan-segan melakukan koreksi,” ujarnya.

“Lembaga-lembaga yang memiliki nama besar memiliki tanggung jawab yang penting, untuk menciptakan psikologis yang positif. Bukannya melakukan apa yang disebut dengan misleading (menyesatkan),” ujar Ani.

RI membuka diri

Menurut Ani, evaluasi yang dilakukan terhadap JP Morgan menjadi sinyal bagi seluruh pemangku kepentingan terkait, agar tetap menghormati kontrak perjanjian dengan Indonesia. Apalagi, saat ini berbagai perbaikan pun telah dilakukan oleh pemerintah.

Misalnya, seperti reformasi perpajakan dalam rangka meningkatkan penerimaan negara. Ani menegaskan, pemerintah pun tak menutup diri dari para pemangku kepentingan terkait, jika masih ada beberapa hal yang harus dilakukan ke depan untuk menggeliatkan kembali perekonomian.

“Kami tidak menutup diri, bahkan membuka diri terhadap semua kritik, karena itu penting untuk memperbaiki diri,” katanya.

Ani ingin, seluruh dunia mengetahui bahwa apa yang saat ini dilakukan para menteri ekonomi Indonesia adalah menjaga fondasi perekonomian. Menurutnya, apa yang dilakukan pemerintah kini sudah mendekati kesempurnaan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya