Biaya Logistik Papua Mahal, Kemenhub Rancang Tol Udara

Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub menggelar rapat tol udara
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA.co.id – Kementerian Perhubungan tengah menyusun strategi untuk menurunkan biaya logistik, seperti bahan pokok hingga bahan bangunan yang masih tinggi di wilayah Papua, terutama di wilayah pegunungan. Mahalnya harga logistik dinilai memperlambat pembangunan di wilayah tersebut. 

Kemenhub Tambah Kapal di Rute Panjang-Ciwandan Demi Urai Arus Balik Mudik, Catat Jadwalnya!

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub, Agus Santoso mengatakan, tol laut ternyata tidak mampu memberi pengaruh terhadap penurunan harga di wilayah pegunungan di Papua. Untuk itu, diperlukan pengembangan tol udara, atau jembatan udara untuk menekan disparitas harga tersebut.

Agus menjelaskan, dalam dua tahun belakangan ini, pihaknya telah melakukan survei lapangan di wilayah Papua, mulai dari pinggir pantai hingga pegunungan dan pedalaman.

Sopir Bus Dianjurkan Tak Berkendara Lebih dari 4 Jam saat Antar Pemudik

"Dengan tol laut harga memang sudah turun 20-30 persen, namun ke pedalaman dan pegunungan ditemukan bahwa harga ini masih tetap seperti semula. Karena tol laut itu barang diturunkan dari pantai-pantai jadi murah hanya dekat situ, nah menuju pegunungan ini yang mahal, makanya konsep ini sudah dibikin, yaitu jembatan udara, atau tol udara," kata Agus di kantor Balitbang Kemenhub, Selasa 10 Januari 2017. 

Ia menjelaskan, konsep ini berbeda dengan penerbangan perintis. Konsep tol udara ini menjangkau titik-titik untuk mencapai pedalaman. Wilayah pedalaman yang akan disasar sedang dipertimbangkan dan dikaji oleh pihaknya dan pemangku kepentingan.

Begini Cara Memilih Angkutan Bus yang Laik Jalan

"Pedalaman seperti apa yang akan dikembangkan itu yang menjadi diskusi kita, ini yang perlu digelar di pulau Papua ini, yang akhirnya bisa memberikan dampak kepada penurunan harga," kata Agus. 

Mengenai siapa yang akan menyediakan pesawat, Agus mengatakan, akan dikerjasamakan dengan pihak swasta. Pihaknya juga sedang mengkaji pesawat seperti apa yang cocok untuk terbang ke daerah pedalaman. 

"Tipenya sedang didiskusikan, karena tidak semua tipe cocok di pegunungan, yang cocok itu memang yang untuk penumpang dengan jumlah hanya belasan, seperti Hercules," katanya. (asp)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya