- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, membangun fundamental perekonomian yang kuat, khususnya di pasar keuangan, dapat menjadi pondasi dalam menghindari krisis. Ia berkaca pada masa lalu, di mana krisis keuangan dahsyat dapat merusak sendi perekonomian. Ia tak ingin kenangan pahit tersebut terulang kembali di masa depan.
"Masa lalu bagian pembelajaran kita semua. Hampir 20 tahun lalu krisis keuangan dahsyat merusak seluruh sendi kehidupan bangsa. Perbankan tidak diurus dengan baik menyebabkan kerusakan sendi bangsa. Hal itu masih berakibat sampai sekarang," ujarnya di Hotel Fairmont Jakarta, Jumat malam, 13 Januari 2017.
JK memaparkan, untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan terjadi kerusakan sistem keuangan yang memberikan efek jangka panjang, perlu adanya aturan penolong.
Dengan berlakunya Undang-Undang tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK), maka pemerintah tidak lagi diperbolehkan menggunakan skema bail out terhadap perbankan yang terancam bangkrut.
"Tidak ada lagi melimpahkan ke negara. Artinya, kita harus memperlihatkan kemandirian perbankan bahwa OJK (Otoritas Jasa Keuangan) bantu, OJK fasilitasi tapi tidak dalam tanggung jawab negara, pemegang saham yang bertanggung jawab," ucap JK.
Indonesia sendiri, kata JK, telah belajar dari pengalaman masa silam, di mana ketika mengalami kondisi terparah saat krisis moneter 1998. JK berharap berbagai tantangan ke depan tidak membuat Indonesia harus kembali mengalami krisis.
"Kelemahan di tempat lain, Eropa, AS, China juga akibat kelemahan kita semua. Kita tidak bisa terhindar dengan pengaruh itu. Bisa kena virus, tapi kekuatan badan, kekuatan jiwa hindari itu. Kalau punya daya tangkal, terhindar virus," ujar JK. (ase)