- VIVA.co.id/shintaloka Pradita Sicca
VIVA.co.id – Kementerian Perdagangan akan mengimpor gula mentah sebanyak 400 ribu ton untuk memenuhi kekurangan pasokan gula kristal putih di dalam negeri.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan data sementara produksi gula kristal putih dalam negeri sekitar 2,2 juta ton, sedangkan kebutuhan per tahun gula konsumsi sekitar 3,2 hingga 3,5 juta ton.
"Ini tahap pertama dalam mengisi gap, kekosongan kebutuhan dan produksi gula tebu menjadi gula kristal putih. Tahap kedua, nanti akan bicara dengan pabrik gula tebu. Kita gak mau ada kekurangan konsumsi dan ganggu harga," ujar Enggar di kantor Kementerian Perdagangan, Senin 16 Januari 2017.
Ia memaparkan kesenjangan antara produksi dan kebutuhan gula putih pada 2016 sekitar satu juta ton. Sedangkan untuk 2017 ini pemerintah berasumsi kebutuhan gula konsumsi akan sama dengan 2016.
Enggar pun mengambil langkah untuk hanya mengizinkan impor gula mentah untuk pabrik produksi gula konsumsi sebanyak 400 ribu ton. Hal ini dilakukan untuk menekan importasi gula kristal putih.
"Kita tidak penuhi satu juta ton karena siapa tau meningkat tajam (produksinya). Saya siapkan buffer (cadangan) dulu kalau bisa digenjot, maka kita nambah (produksi)," ungkapnya.
Ia mengungkapkan akan menekankan badan usaha milik negara untuk meningkatkan produksi secara kuantitas dan kualitas dengan peta jalan pengadaan lahan tebu.
"Kita minta buat roadmap supaya ada lahan bisa ditanam. Dulu di daerah ada lima lahan tebu, sekarang, ditutup tinggal tiga dan ditutup lagi tinggal satu. Kenapa? karena alih fungsi jadi real estate, karena petani tebu tidak dapat untung rendemen, sering ditipu, maka lahan pun tidak ditanami petani tebu. Pengusaha juga tidak dapat tebu," ujarnya.
(ren)