JP Morgan Naikkan Peringkat RI, Tak Luluhkan Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • VIVA.co.id/Chandra G. Asmara

VIVA.co.id – Keputusan JP Morgan Chase Bank NA yang kembali menaikkan level rekomendasi aset ekuitas Indonesia dari underweight menjadi netral, dinilai tidak akan meluluhkan hati Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sri Mulyani Janjikan Insentif ke Perusahaan Peduli Perubahan Iklim

Hal itu dikemukakan Ekonom Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono, saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Senin 16 Januari 2017.

Tony mengungkapkan, keputusan JP Morgan sama sekali tidak akan mengubah aturan baru terkait dengan dealer utama penjual surat utang yang baru-baru ini diterbitkan oleh pemerintah. Pemerintah menjaga kredibilitas. Keputusan yang sudah diambil juga tidak sembarangan. Ubah-ubah kebijakan serampangan, tidak baik juga,” ujarnya.

Sri Mulyani: Industri Otomotif Kunci Pemulihan Ekonomi

Baru-baru ini, Sri Mulyani menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.08/2916 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor 134/PMK.08/2013 tentang dealer utama yang berlaku efektif sejak 30 Desember 2015.

Dalam salah satu pasal di payung hukum itu disebutkan, agen utama yang sudah dicabut kewenangannya, bisa mengajukan permohonan kembali setelah 12 bulan, terhitung sejak pencabutan itu dilakukan. 

Lagi, Sri Mulyani Sabet Penghargaan Internasional

Selain itu, kewenangan Kementerian Keuangan dalam menerima dan menolak permohonan menjadi agen utama juga semakin diperkuat. Kewenangan itu diperkuat dengan menggaris bawahi rekam jejak bank, atau perusahaan efek yang mengajukan permohonan, termasuk pengalaman bermitra.

“Saya kira, Kemenkeu tidak akan mengubah itu. Mereka akan melihat apa yang sudah terjadi. JP Morgan tidak lakukan itu satu kali,” katanya.

Tony menilai, hasil riset JP Morgan jauh dari kata tepat. Terutama, bagaimana lembaga keuangan internasional tersebut membandingkan kondisi perekonomian Indonesia dengan situasi perekonomian Brasil yang justru level rekomendasinya dipangkas hanya satu level.

“Pertumbuhan ekonomi Brasil tahun lalu minus 3,8 persen. Defisit 10 persen dari GDP (produk domestik bruto). Mana mungkin, mereka turun satu. Saya kira, JP Morgan lakukan kesalahan,” katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya