Dua Hal Ini Jadi Sorotan BI Jelang Pelantikan Trump

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVA.co.id – Jelang pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, Bank Indonesia mengaku tengah mewaspadai dua hal terkait kebijakan fiskal maupun kebijakan perdagangan yang akan memberikan pengaruh terhadap perekonomian global.

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah

"Yang perlu kami waspadai dari sisi global tentu saja dua hal. Pertama kebijakan Trump, baik fiskal ataupun trade policy-nya dan respons dari monetary policy di AS," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung di Gedung BI, Kamis, 19 Januari 2017.

Juda memaparkan, dari sisi fiskal pihaknya memperkirakan sepertinya ruang manuver bagi fiskal kemungkinan besar tidak seagresif yang disampaikan pada saat kampanye.

Cadangan Devisa RI Februari 2022 Naik Tipis, Ini Pendorongnya

"Dari fiskal, perkiraan kami, kebijakan fiskal yang sangat agresif seperti yang dikampanyekan tampaknya secara ekonomi kurang feasible (cocok) karena defisit AS 4,4 persen dan utang publik atau pemerintah sudah 106 persen dari PDB, jadi cukup besar," tuturnya.

Sementara yang perlu diwaspadai dari sisi kebijakan perdagangan karena akan berdampak besar pada negara yang dianggap memanipulasi nilai tukar. "Tetapi yang saya tahu presiden AS punya wewenang unilateral trade policy pada negara yang dianggap tidak bisa melakukan ataupun kebijakan perdagangan yang tidak menguntungkan AS," ujarnya.

BI Terbitkan Aturan Ketentuan Intensif untuk Perbankan

Dampak kebijakan perdagangan Trump sendiri kepada Indonesia, kata Juda lebih jauh, Indonesia tidak termasuk negara yang rentan dari kebijakan perdagangan yang dianggap memanipulasi nilai tukar, seperti Vietnam atau Thailand yang berisiko besar. 

"China kalau dari kriteria negara currency manipulated, China enggak masuk kena. Tapi kebijakan unilateral bisa saja dilakukan. Ini yang kami tunggu di pidato Trump besok," tuturnya.
 

Ilustrasi dolar AS

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Angka utang luar negeri tersebut turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$415,3 miliar.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022