Banyak Tarif Naik, BI Proyeksi Inflasi 2017 di Atas 4 Persen

Gedung Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Iqro Rinaldi

VIVA.co.id – Bank Indonesia memproyeksi, angka inflasi pada 2017 ini tidak serendah 2016 lalu. Hal tersebut, lantaran terdapat beberapa harga yang diatur pemerintah, atau administered prices seperti Tarif Tenaga Listrik hingga kenaikan biaya administrasi Surat Tanda Nomor Kendaraan.

Memotret Lonjakan Harga di Hari Raya Idul Fitri

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menjelaskan, kemungkinan terdapat reformasi subsidi yang akan dilakukan pemerintah. 

"Maka 2017, perkiraan kami baseline bisa dekat di atas empat persen. Kami setuju dengan apa yang disampaikan Bu Menteri Keuangan Sri Mulyani kemungkinan di atas empat persen," ujarnya di gedung BI Jakarta, Kamis 19 Januari 2017.

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Kemudian, lanjutnya, terkait mengatasi itu maka gejolak pangan, atau volatile food juga harus diperhatikan. Sebab, tahun ini dengan adanya penetapan harga baru diatur pemerintah tersebut akan memengaruhi kestabilitasan pangan.

"Di 2016 volatile food cukup terjadi. 2016 administered price hanya 0,21 persen. Tahun ini dengan adanya administered price ini, perlu kami perhatikan. Tetapi, perlu digaris bawahi, bahwa ini kelanjutan reformasi yang akan dilakukan pemerintah. Ini positif dari sisi fiskal dan positif dalam konteks konsistensi reformasi subsidi," tuturnya. (asp)

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah
Ilustrasi Telur Ayam.

Agustus 2022 Indonesia Deflasi, Tapi Ada Komoditas Penyumbang Inflasi

BPS mencatat deflasi pada Agustus tetapi ada komoditas penyumbang inflasi, yaitu beras dan telur, Pemerintah perlu melakukan upaya agar inflasi tidak terjadi.

img_title
VIVA.co.id
3 September 2022