Tanihub, Bisnis E-Commerce Petani Beromzet Rp1 Miliar

Pendiri sekaligus Direktur Utama Tanihub, Ivan Arie Sustiawan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daurina Lestari

VIVA.co.id – Bisnis e-commerce di dalam negeri terus berkembang. Salah satunya adalah Tanihub, sebuah bisnis start-up e-commerce yang kini populer di kalangan petani. Tanihub sendiri berdiri atas kepedulian para pendirinya untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memangkas rantai distribusi dari petani ke konsumen. 

Huawei Band 9: Layar Mirip Smartwatch, Harga Cuma Setengah Juta

Salah satu pendiri sekaligus Direktur Utama Tanihub, Ivan Arie Sustiawan mengatakan, aplikasi Tanihub membantu para petani menjual hasil pertaniannya secara online langsung ke konsumen dan memperluas jangkauan penjualan hasil tani ke seluruh Indonesia. Petani tidak perlu lagi menjual melalui tengkulak sehingga meningkatkan keuntungan petani.

"Petani sangat diuntungkan karena petani mendapat keuntungan 20 persen dari harga yang dijual ke tengkulak. Petani di Brebes bisa jual hasil taninya ke seluruh Indonesia," katanya di Bandung, Sabtu 21 Januari 2017. 

Jembatani Kesenjangan Akses E-Commerce Daerah Non-Urban, Clubb Kyta Gandeng Mahasiswa

Nilai transaksi Tanihub mencapai Rp1 miliar per bulan. Nilai ini sangat besar untuk sebuah e-commerce yang baru diluncurkan selama tiga bulan. 

Ivan menceritakan awal berdirinya Tanihub pada November 2015. Ketika itu transaksi penjualan masih konvensional dari petani langsung ke konsumen. Kemudian berubah menjadi marketplace atau e-commerce pada November 2016. 

Lebaran Pengeluaran Membengkak? Ini 7 Tips Menyiasatinya Biar Lebih Hemat

Pihaknya lalu memberikan pendidikan bisnis pertanian dan pelatihan kepada para petani, seperti cara menggunakan aplikasi Tanihub, pengemasan dan peningkatan kualitas produk.

Perubahan platform bisnis ke e-commerce ini diharapkan  akan memberikan jangkauan dan akses lebih luas secara online antara petani dan konsumen. Penjualan secara online juga akan mengurangi disparitas harga jual dan beli pangan. 

"Kami ingin mengubah bisnis pertanian nasional agar petani bisa mendapatkan keuntungan lebih, pesanan yang lebih luas, serta berkembang di dunia bisnis. Kami ingin meningkatkan harkat martabat petani, nanti kami juga ingin ekspor hasil tani," katanya. 

Ivan mengungkapkan, Tanihub telah memiliki klien 30 perusahaan ritel dan restoran besar untuk menyerap hasil petani. Permintaan produk pangan bahkan mencapai Rp10 miliar. Sayangnya, Tanihub belum mampu memenuhi permintaan tersebut karena terbatasnya suplai.

"Suplai tergantung dari jumlah petani yang mau pakai aplikasi kita untuk menjual produknya. Masih jarang petani menggunakan smartphone dan aplikasi kita," ucapnya. 

Ivan menuturkan, ke depan Tanihub akan meluncurkan Tanifund untuk memberikan modal investasi usaha pertanian. 

"Kami akan membuka lahan pertanian baru. Kita akan memberi modal investasi pertanian untuk meningkatkan produktivitas pertanian," katanya.

Hingga kini sudah ada 15 ribu petani yang bergabung dengan Tanihub. Mayoritas sumber produk pertanian dari Jawa dan Lampung. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya