Beberapa Komoditas Unggulan RI Potensial Tetap Masuk AS

Ilustrasi industri logistik
Sumber :
  • eolaspecialtyfoods.com

VIVA.co.id – Beberapa komoditas dan produk Indonesia diprediksi tetap dapat masuk ke Amerika Serikat di tengah sikap proteksionisme Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap perdagangan global. Seperti tekstil, dan komoditas pangan coklat, kopi dan karet.

Jimly Asshiddiqie: Menlu AS Datang Bujuk RI Tak Berpihak ke China

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Perdagangan, Benny Soetrisno mengatakan, nilai ekspor komoditas tekstil dan produk tekstil Indonesia ke AS pada 2017 ini masih dapat bertumbuh sekitar US$4 miliar.

"Selain itu, ada sepatu sport, lalu komoditas coklat, kopi, dan karet. Kalau nilai-nilainya ini saya tidak tahu," ucap Benny di Jakarta pada Selasa, 24 Januari 2017.

DPR Ingatkan Prabowo Jangan Beli Jet Tempur Bekas

Sementara, salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia ke AS saat ini, minyak kelapa sawit mentah, yang masuk dalam kategori lemak/minyak hewan/nabati.  Namun, Indonesia harus bersaing dengan minyak produksi AS, yaitu minyak kacang dan minyak jagung.

Pada data Kementerian Perdagangan selama 2016, mencatat nilai ekspor lemak/minyak hewan/nabati sebesar US$18,231 miliar, menempati posisi pertama. Kemudian negara tujuan ekspor secara keseluruhan, tercatat AS memiliki kontribusi terbesar dalam menyerap ekspor, yaitu US$15,684 miliar.

Prabowo Akan ke Amerika Bahas Kerja Sama Pertahanan dengan Menhan AS

"Komoditas itu akan meningkat atau stabil di AS tergantung diplomasi kita. AS sedang tidak suka dengan multilateral atau unilateral. Mending kita terobos bilateral aja," ungkapnya.

Menurutnya, bilateral masih memungkin karena AS juga memiliki banyak kepentingan dari perusahaan-perusahaannya di Indonesia. Diantaranya bergerak di bidang tambang minyak dan gas, seperti Freeport, Cevron, dan Exon.

Menlu AS Mike Pompeo bersama Menlu RI Retno Marsudi

AS Perpanjang Pembebasan Tarif Bea Masuk untuk Indonesia

Keputusan tersebut diambil setelah USTR melakukan review terhadap fasilitas GSP untuk Indonesia sejak 2018.

img_title
VIVA.co.id
1 November 2020