- Shintaloka Pradita Sicca / VIVA.co.id
VIVA.co.id – Total aset PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau PT Indonesia Eximbank bertumbuh 16,52 persen atau senilai Rp99 triliun, terhitung dari posisi Desember 2015 hingga Desember 2016, sebelum diaudit (unaudited).
Peningkatan ini didorong oleh pembiayaan ekspor yang tumbuh 18,2 persen dari Desember 2015, menjadi Rp88,5 triliun. Lalu, asuransi ekspor yang tercatat Rp9,4 triliun, serta penjaminan ekspor bernilai Rp8,1 triliun.
"Indonesian Eximbank terus meningkatkan dukungan terhadap sektor UKME (UKM berorientasi ekspor). Sektor UKM (usaha kecil menengah) di Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dan memerlukan dukungan dari berbagai pihak," kata Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Susiwijono Moegiarso di Boyolali, Senin, 30 Januari 2017.
Pada 2016 Indonesia Eximbank mencatat pembiayaan yang diberikan kepada UKME masih bertumbuh 44,52 persen atau mencapai Rp10,5 triliun. Jika dibandingkan dengan beberapa negara Asia, UKM Indonesia masih kalah saing dalam berkontribusi terhadap produk ekspor non-migas dalam negeri.
Pada tahun lalu, UKM Indonesia menyumbang 57,48 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), dan baru mampu mengontribusi 15,68 persen dari total nilai ekspor non-migas Rp182,1 triliun.
Sementara itu, di Tiongkok, kontribusi UKM terhadap ekspor ini relatif besar yaitu mencapai 70 persen. Lalu, Singapura dan Korea Selatan mencapai 60 persen. Kemudian, di India dan Malaysia sebesar 40 persen dan 20 persen.
Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah terakhir, pada 2013, jumlah UKM di Indonesia mencapai 57,9 juta unit usaha dengan total pekerja sebanyak 114,1 juta orang atau 96,99 tersedia lapangan kerja. (art)
Ekonomi UMKM Pasca Pandemi Covid-19
Peran pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam membangun sektor perekonomian di Indonesia.
