Ekspor Sawit Naik karena Variasi Produk Bertambah

Seorang pekerja sedang mengangkut kelapa sawit.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ade Alfath

VIVA.co.id – Para pengusaha sawit nasional menghelat Pertemuan Nasional Sawit Indonesia kedua setelah dibentuknya Badan Pengelola Dana Perkebunan atau BPDP sawit. Dalam pertemuan itu disampaikan bagaimana kontribusi sawit kepada perekonomian nasional. 

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Direktur Utama BPDP, Bayu Krisnamurthi, mengatakan, kinerja ekspor sawit mencatatkan pertumbuhan signifikan. Pada 2016, ekspor sawit tercatat US$17,8 miliar atau naik ketimbang 2015 yang sebesar US$16,5 miliar. 

"Meskipun volume ekspor turun sedikit, kontribusi sawit mencapai 12,3 persen terhadap pendapatan negara," kata Bayu dalam sambutannya, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis 2 Februari 2017. 

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

Selain itu, ia mengatakan, hilirisasi sawit dalam negeri mencatatkan pertumbuhan yang relatif baik. Pada 2016, ekspor Indonesia dari produk hilir sawit tercatat 76,4 persen dari total ekspor. 

"Variasi produk ekspor 2016 sudah 54 jenis. Sawit menjadi salah satu produk ekspor yang paling banyak dibanding industri lainnya," tutur dia. 

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Bayu menambahkan, ada beberapa faktor yang membuat nilai ekspor sawit berkontribusi cukup besar pada ekspor Indonesia 2016. Salah satunya adalah konferensi sawit yang dihelat di Bali, Kuala Lumpur, hingga Pakistan beberapa waktu lalu. 

"Dalam pertemuan tersebut, semua negara sepakat mengatakan kenaikan harga sawit karena adanya kebijakan oleh Indonesia. Pada periode itu, harga CPO (crude palm oil) dari US$530 per metrik ton naik menjadi US$790 per metrik ton atau meningkat 47 persen," kata dia. 

Kenaikan harga ini, dia melanjutkan, juga membuat harga tandan buah segar (TBS) petani sawit meningkat lebih dari dua kali dari harga semula yang awalnya Rp850 per kg menjadi Rp1.850 per kg. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya