Jokowi: SMK Harus Lebih Banyak Praktik

Ilustrasi warung modern.
Sumber :

VIVA.co.id – Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi adanya upaya sektor industri swasta untuk turut mengembangkan sektor pendidikan Indonesia, khususnya kerja sama yang dilakukan dengan pihak sekolah.

Misi Pemerintah Lewat Transformasi Digital Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% di 2024

Hal itu diungkapkan orang nomor satu di Indonesia ini ketika meninjau Laboratorium Ritel yang dihibahkan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart Alfamidi) untuk dikelola pihak sekolah SMKN 1 Tempel, Sleman, Yogyakarta, Sabtu 4 Februari 2017.

"Saya kira ini Alfamart Class bagus. Kita memang butuh program besar untuk merombak program kejuruan kita. Hal seperti itu yang kita inginkan. Kita bekerja sama dengan industri swasta seperti ini jadi bisa dilakukan training. Mulai dari penataan barang, melayani konsumen dan cara memasarkan produk," katanya.

Aprindo Sebut Industri Ritel Pulih Kalau Pandemi Sudah Jadi Endemi

Corporate Affair Director Alfamart, Solihin, mendukung pernyataan Presiden Jokowi bahwa peran swasta sangat dibutuhkan untuk menyiapkan kemampuan SDM generasi muda bangsa, khususnya di bidang pendidikan.

“Program yang telah berjalan sejak 2011 ini diharapkan dapat menciptakan lulusan SMK yang memiliki daya saing tinggi, terampil, dan siap bekerja di lingkungan perusahaan. Khususnya di industri ritel, dengan berbagai kompetensi yang telah dimiliki,” ujar Solihin dalam keterangan tertulisnya.

Curhat Pelaku Industri Ritel Tak Diajak Koordinasi Soal PPKM Darurat

Melalui program tersebut, tambahnya, Alfamart bekerja sama dengan SMK yang memiliki jurusan bisnis atau manajemen pemasaran. Perusahaan lalu melakukan sinkronisasi kurikulum pendidikan ritel, memberikan pelatihan kepada tenaga pengajar dan siswa. Selain itu, perusahaan juga menghibahkan Laboratorium Ritel sebagai media praktik belajar siswa di sekolah.

Solihin mengatakan, hingga akhir 2016, sudah ada sebanyak 144 Alfamart Class di 67 wilayah Indonesia. "Ini salah satu upaya perusahaan dalam menciptakan keselarasan program pendidikan dengan kebutuhan industri ritel melalui transfer knowledge dan praktik pembelajaran yang komprehensif. Apalagi kebutuhan tenaga kerja di industri ritel terbilang besar. Setiap tahunnya, Alfamart banyak menerima lulusan dari jenjang pendidikan SMA/SMK,” tuturnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengatakan program Alfamart Class ini sebagai contoh bahwa pendidikan di SMK saat ini butuh lebih banyak praktik langsung.

"Ini contohnya. Bagus kalau langsung dimasukkan ke kurikulum. Jadi pendidikan nantinya sebagian besar akan praktik langsung. Sedikit teori. Kerjasama di dunia usaha akan kita perbanyak," katanya.

Mereka yang mengikuti program Alfamart Class dapat langsung bekerja di Alfamart. Selain itu, berbekal pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, lulusan Alfamart Class juga bisa membuka usaha ritel secara mandiri.

Kepala SMKN 1 Tempel, Sleman, Nunung Sulastri, menyambut baik kerja sama program Alfamart Class ini. Menurutnya, sinkronisasi kurikulum pendidikan di jenjang SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan industri sangat diperlukan. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya