Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta 2016 Stagnan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Bank Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta 2016, cukup stabil. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Doni P. Joewono mengatakan, Produk Domestik Regional Bruto, atau PDRB DKI Jakarta, tercatat tumbuh sebesar 5,85 persen. 

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

Menurut Doni, pertumbuhan ini relatif tidak berbeda, jika dibandingkan dengan capaian pertumbuhan ekonomi 2015, yang mencapai 5,89 persen. Pertumbuhan itu didorong oleh membaiknya konsumsi rumah tangga, sejalan dengan terjaganya daya beli masyarakat yang ditopang oleh terkendalinya inflasi di DKI Jakarta sepanjang tahun. 

"Membaiknya pertumbuhan ekonomi nasional yang didorong oleh daerah penghasil sumber daya alam turut menopang pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta, dengan net perdagangan antardaerah yang meningkat cukup tinggi," kata Doni di Jakarta, Selasa 7 Februari 2017. 

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

Di samping itu, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh konsumsi Lembaga Non-Publik yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), sejalan dengan berlangsungnya serangkaian kegiatan terkait dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Doni mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta, tahun ini memang tidak mampu tumbuh lebih tinggi dari 2015, lantaran adanya pelemahan belanja pemerintah pada 2016. Penghematan anggaran di tingkat pemerintah pusat untuk mengurangi defisit Anggaran Pendapatan dab Belanja Negara, berdampak pada kontraksi pertumbuhan konsumsi pemerintah di DKI Jakarta pada akhir tahun.

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Maksimal 5,5 Persen

Hal ini berdampak pada melemahnya pertumbuhan PDRB pada kuartal IV 2016, yaitu 5,51 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai 6,10 persen. Penghematan anggaran juga berimplikasi pada penundaan pemberian Dana Bagi Hasil (DBH) kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berimplikasi pada tertundanya beberapa proyek di Jakarta, sehingga menyebabkan investasi bangunan di Jakarta tumbuh melambat.

Dari sisi lapangan usaha, membaiknya konsumsi di Ibu Kota turut mendorong peningkatan pertumbuhan perdagangan, informasi dan telekomunikasi, transportasi dan pergudangan, serta jasa perusahaan. Sementara, sektor industri pengolahan pada 2016 ini, tumbuh melemah sejalan dengan kinerja ekspor DKI Jakarta yang masih mengalami pertumbuhan negatif.

"Bank Indonesia memperkirakan perbaikan dan pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut pada 2017. Pertumbuhan ekonomi masih akan didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi pemerintah melalui kelanjutan pembangunan berbagai proyek infrastruktur strategis dan proyek infrastruktur pendukung untuk penyelenggaraan Asian Games 2018," ujarnya.

Namun, kata Doni, perlu diwaspadai adanya risiko harga minyak dunia yang mulai merangkak naik, yang berdampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan komoditas energi lainnya di Indonesia, yang berpotensi menahan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya