Gejolak Harga Pangan Goyang Pertumbuhan Ekonomi RI 

Harga cabai meroket hingga Rp180 ribu per kg.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhammad Yasir

VIVA.co.id – Gejolak harga pangan dan bahan kebutuhan pokok lainnya di Indonesia, terhadap inflasi kontribusinya di atas lima persen. Hal itu perlu diwaspadai pemerintah, karena sewaktu-waktu dapat mengerek naiknya angka inflasi nasional.

Agustus 2022 Indonesia Deflasi, Tapi Ada Komoditas Penyumbang Inflasi

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tekanan inflasi sepanjang Januari 2017, mencapai 0,97 persen dan inflasi year on year (yoy) sebesar 3,49 persen. Angka inflasi Januari tersebut tergolong cukup tinggi, karena melewati perkiraan Bank Indonesia yang sebesar 0,67 persen.

"Walaupun inflasi di bawah lima persen, tetapi jika dibedah lagi dari sisi volatile food (gejolak harga pangan) itu masih sangat tinggi hingga mencapai 5,92 persen pada Desember 2016," jelas Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abdul Manaf Pulungan di kantonya, Jakarta pada Kamis, 9 Februari 2017.

Memotret Lonjakan Harga di Hari Raya Idul Fitri

Ia mengatakan, inflasi dari sisi gejolak harga pangan yang masih cukup tinggi ini, tentu akan memengaruhi penurunan konsumsi rumah tangga. Dampak panjangnya pun akan dapat memengaruhi pula ke kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional. 

Hal itu lantaran, pendorong pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,02 persen pada 2016, adalah konsumsi rumah tangga (dari sisi permintaan) yang sebesar 2,72 persen. 

Usai Minyak Goreng dan Kedelai, Kini Harga Daging Sapi Merangkak Naik

Dia mengungkapkan, pengaruh inflasi yang tinggi tersebut juga akan di rasakan pada tingkat produsen. Inflasi akan membawa biaya produksi ikut meningkat, sehingga memengaruhi pelemahan pendapatan dan laba hingga rencana ekspansi bisnis. 

"Dari sisi pembiayaan, inflasi yang tinggi akan menyebabkan suku bunga tetap tinggi, sehingga penyaluran kredit relatif rendah," ucapnya. 

Menurutnya, ada tiga hal yang perlu di perhatikan pemerintah sebagai solusi untuk mengurangi nilai inflasi, yaitu terkait produksi pertanian, infrastruktur, dan energi. 

"Selama ini, untuk mengatasi inflasi, Indonesia hanya menyasar ke kebijakan moneter. Seperti menaikkan suku bunga waktu itu di pemerintahan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Tidak ke sumber masalah utamanya," ungkap dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya