Pangsa Pasar Utama Ekspor RI Mulai Bergeser dari AS ke China

Kapal yang membawa barang-barang peti kemas ke China.
Sumber :

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik mencatat, neraca perdagangan Indonesia Januari 2017 kembali mencetak surplus US$1,40 miliar, dengan total nilai ekspor mencapai US$13,38 miliar, dan total nilai impor yang mencapai US$11,99 miliar.

Chery Omoda 5 Dikomplain Konsumen

Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers mengungkapkan, pada awal tahun ini, terjadi pergeseran pangsa pasar ekspor non minyak dan gas, dari yang biasanya digelontorkan ke Amerika Serikat, menjadi ke China.

Berdasarkan catatan otoritas statistik, total ekspor non migas ke China mencapai US$1,5 miliar, atau 12,80 persen dari total nilai ekspor. Sementara AS yang biasanya berada di urutan pertama, justru hanya mencatatkan nilai ekspor US$1,43 miliar, atau hanya 11,77 persen dari nilai ekspor.

5 Negara yang Punya Utang Paling Besar ke China

“Terjadi pergeseran pangsa pasar ekspor. Dari yang tadinya ke AS, menjadi ke China di Januari,” ungkap Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, Jakarta, Kamis 16 Februari 2017.

Kecuk mengaku belum mengetahui secara pasti, apakah ada pengaruh dari retorika proteksionisme yang digencarkan oleh Presiden Donald Trump, yang pada akhirnya menyebabkan permintaan barang dari negeri Paman Sam itu menurun di awal tahun. Namun, hal ini akan tetap diwaspadai ke depan.

Jonatan Christie Won BAC 2024 After Defeating Li Shi Feng

“Apakah ada pengaruh dari pak Donald Trump? Saya belum bisa jawab. Karena masih belum pasti kebijakan ekonominya. Imigran saja masih menjadi isu,” katanya.

Selain kedua negara tersebut, pangsa pasar ekspor non migas nasional pada posisi selanjutnya ditempati oleh India, yang mencapai US$1,3 miliar, atau 10,89 persen dari total nilai eskpor.Selanjutnya, ASEAN yang mencapai US$238 miliar atau 19,67 persen.

“Serta Uni Eropa sebesar US$1,37 miliar, atau 11,9 persen dari total nilai ekspor,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya