- ANTARA/Zabur Karuru
VIVA.co.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akhir pekan ini diperkirakan bakal kembali menguat. Terdorong oleh sejumlah sentimen positif ekonomi dalam negeri dan laju dolar AS yang diperkirakan akan melemah.
"Pergerakan rupiah setelah Pilkada (Pemilihan kepala daerah) cenderung mampu berbalik arah menguat seiring kembali melemahnya laju dolar di pasar valas (Valuta Asing) Asia," kata Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat, 17 Februari 2017.
Reza menjelaskan, tidak berubahnya suku bunga acuan 7-day Repo Rate di level 4,75 persen diperkiraan akan direspon positif oleh pelaku pasar. Ditambah, Bank Indonesia (BI) menyampaikan, kondisi ekonomi Indonesia masih cukup tahan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global dengan pengelolaan moneter yang baik.
"Kondisi tersebut tentu saja dimanfaatkan oleh rupiah untuk dapat kembali bergerak positif," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, rilis Badan Pusat Statistik (BPS) terkait terapresiasinya rupiah sepanjang Januari 2017 sebesar 0,65 persen, dan surplusnya neraca perdagangan Januari juga diperkirakan akan direspons positif oleh pelaku pasar keuangan.
"Tetap perlu dicermati imbas data-data ekonomi lainnya serta antisipasi terhadap perubahan arah rupiah. Diperkirakan rupiah akan bergerak dengan di kisaran Rp13.313 hingga Rp13.289," ujarnya.
Berdasarkan data kur referensi Jakarta Interbank Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah mengalami penguatan pada perdagangan kemarin. Rupiah menguat satu poin menjadi Rp13.329 pada perdagangan Kamis, menguat dari perdagangan sebelumnya pada Selasa yang dibanderol Rp13.330.