Awal Pekan, IHSG Diproyeksi Masih Terperangkap di Zona Merah

Suasana di Bursa Efek Indonesia.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA.co.id – Perdagangan indeks harga saham gabungan awal pekan ini, sepertinya masih akan bergerak mendatar lantaran masih minimnya sentimen positif. Tampaknya, pelemahan dolar Amerika Serikat juga belum mampu menolong IHSG yang masih terperangkap di zona merah.

IHSG Dibuka Melemah, Simak Rekomendasi Saham Akhir Pekan Ini

Analis PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan, laju rupiah di akhir pekan kemarin bergerak datar cenderung melemah tipis. Data perekonomian dalam negeri yang menunjukkan angka positif juga belum mampu membangkitkan IHSG dari keterpurukan.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik mengumumkan surplus neraca perdagangan per Januari 2017 yang mencapai US$1,40 miliar. Hal tersebut berasal dari nilai ekspor sebesar US$13,4 miliar, dan nilai impor sebesar US$11,9 miliar. 

IHSG Dibuka Merah, Simak Rekomendasi Saham Awal Pekan Ini

Selain itu, terdapat juga keputusan Bank Indonesia, yang mempertahankan suku bunga acuan 7 Day Repo Rate di level 4,75 persen, dan bunga penyimpanan dana empat persen, serta bunga fasilitas penyediaan dana 5,5 persen.

"Namun, (data tersebut) kurang kuat mempertahankan rupiah di zona hijau. Padahal pada saat yang sama, laju dolar juga sedang melemah dengan ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed," ujarnya di Jakarta, Senin, 20 Februari 2017.

Dolar AS Melemah, IHSG Diprediksi Menguat Terbatas

Menurutnya, pasar tampaknya merespons negatif rilis utang luar negeri Indonesia akhir 2016 yang naik dua persen (year on year) dibandingkan periode sama di 2015, menjadi US$317 miliar. Meski demikian, utang swasta turun 5,6 persen (yoy) akhir 2016. 

"Meski bila dibandingkan dengan kuartal tiga tahun lalu, tumbuh melambat namun, pasar melihat kenaikan utang ini dapat membebani APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) sehingga direspons negatif," tuturnya.

Ia memperkirakan, ruang gerak rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.338 hingga Rp13.290 per dolar AS.

"Tetap perlu dicermati imbas data-data ekonomi lainnya, serta antisipasi terhadap perubahan arah rupiah." (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya