Bursa Saham Jepang Dibuka Lebih Rendah 0,5 Persen

Pengendara sepeda di depan papan Bursa Saham Tokyo.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Bursa Asia dibuka lebih rendah pada awal perdagangan pekan ini, Senin 20 Februari 2017. Ini dikarenakan investor cenderung menunggu detail kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, salah satunya reformasi pajak. 

Tak Jelasnya Reformasi Pajak AS, Ikut Lemahkan Saham di Asia

Dilansir CNBC, indeks Jepang Nikkei 225 turun 0,57 persen di saat nilai tukar yen menguat terhadap dolar AS. Yen diperdagangkan naik dari level terendahnya pekan lalu 114,4 menjadi 112,94 per dolar AS. 

Penguatan yen terhadap dolar AS biasanya menyebabkan harga saham perusahaan eksportir Jepang merosot. Saham Sony jatuh 0,73 persen, Honda tergelincir 0,36 persen, dan Canon melorot 0,7 persen. 

Mengekor Bursa Wall Street, Saham di Asia Menguat

Sementara indeks Korea Selatan Kospi turun 0,09 persen. Indeks Australia juga tergelincir 0,33 persen. 

Ekonomi dari Mizuho Bank, Vishnu Varathan mengatakan, pasar "bergulat" dengan apa yang ia sebut "Donald Disconnect", yang didefinisikan sebagai "keyakinan pada pemulihan ekonomi tanpa menyertai kebijakan fiskal".

Bursa Asia Menguat, Sambut Positif Pilpres Prancis

Meski demikian, ada optimisme pasar didorong oleh ekspektasi reformasi pajak, deregulasi, dan belanja modal infrastruktur, yang memenuhi pasar ekuitas, tetapi tidak membawa imbal hasil yang lebih tinggi, dan lonjakan mata uang dolar AS. (mus)

Pengendara sepeda di depan papan Bursa Saham Tokyo.

Saham-saham di Asia Pasifik Menguat, Terdorong Wall Street

Sentimen positif dari Uni Eropa juga turut berkontribusi.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2017