Jelang Rilis The Fed, Rupiah Masih Tertekan

Dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Perdagangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sepertinya dapat kembali tertekan akibat sentimen negatif global dan iklim ekonomi dalam negeri yang belum mampu menolong rupiah.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, kembali naiknya laju dolar jelang pertemuan para pemimpin The Fed  akan membuat mata uang rupiah tertekan.

"Aksi tunggu dari pelaku pasar terhadap sinyal waktu untuk kenaikan suku bunga acuan The Fed kembali membuat laju dolar mengalami kenaikan," kata Reza di Jakarta, Rabu, 22 Februari 2017.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Seperti diketahui, The Fed akan merilis suku bunganya yang sebelumnya pasar menantikan sinyal terhadap adanya potensi kenaikan.

"Meski belum terlalu jelas bagaimana hasil dari The Fed meeting, namun tampaknya pasar telah merespons dan mengantisipasi dengan kembali memburu kembali dolar," tuturnya.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

Di sisi lain, laju euro yang melemah setelah sentimen dari kekhawatiran penyelenggaraan pemilu Presiden Prancis dan Brexit, berakibat pada laju dolar yang kembali naik dan akhirnya berimbas pada sejumlah mata uang lainnya.

Reza memperkirakan, ruang gerak rupiah hari ini akan berada di kisaran Rp13.390 hingga Rp13.348 per dolar AS.

"Tetap perlu dicermati imbas dari pergerakan sejumlah mata uang Asia lainnya terhadap laju dolar dan data-data ekonomi lainnya serta antisipasi terhadap perubahan arah rupiah," ujar Reza.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya