Menkeu Minta Mendag Tak Puas Neraca Perdagangan Surplus

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id –  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ingatkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita tidak lantas bahagia saat neraca perdagangan 2016 tercatat surplus sebesar US$8,782 miliar. Hal itu, karena saat impor menurun, biasanya juga dibarengi dengan ekspor yang melemah.

Neraca Perdagangan RI Februari 2022 Surplus US$3,83 Miliar

Menurutnya, Kemendag juga perlu mewaspadai penurunan impor, saat komposisi yang tertekan adalah kategori barang bahan baku dan barang modal, yang akan menandakan sektor manufaktur alami pelemahan.

"Kalau ekspor kita menurun, dan berpengaruh juga pada industri dalam negeri, kita melihat impor kita juga mengalami pengaruh negatif. Growth impor kita negatif, dan bahkan konstraksinya lebih dalam dibanding konstraksi ekspor. Oleh karena itu, kalau Kementerian Perdagangan bicara bahwa neraca perdagangan agak bagus, sebetulnya Anda tidak boleh gembira, karena keduanya mengalami kontraksi, di mana kontraksi ekspornya lebih dalam, jadi kelihatannya kita masih surplus," paparnya dalam acara Rapat Kerja Kemendag di Hotel Borobudur Jakarta pada Rabu malam, 22 Februari 2017.

BI: Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal IV 2021 Defisit US$844 juta

Sehingga, menurut Sri Mulyani,  Kemendag harus memperhatikan pergerakan importasi barang, terutama jenis bahan baku dan barang modal. Pasalnya, kedua jenis barang itu menunjukkan tren kontraksi. Pada 2015, impor barang modal terkontraksi 15 persen, sedangkan barang bahan baku melemah 21 persen.

Adapun tahun 2016 mengalami sedikit perbaikan, dengan kontraksi barang modal 9,7 persen dan bahan baku 5,7 persen. Kontraksi pada kedua impor itu menunjukkan sektor industri pesimistis terhadap usahanya, sehingga mengurangi impor bahan bakunya.

Airlangga: Performa Ekspor Membaik, Sinyal Positif Industri Manufaktur

Pada akhirnya, pertumbuhan ekspor impor di ranah Kementrian Perdagangan terkait dengan sektor industri manufaktur dalam ranah Kementerian Perindustrian, sehingga persoalannya harus dikoordinasikan bersama.

"Industri manufaktur itu yang nantinya akan menstitusi kontribusi sektor komoditas, terutama tambang, dalam mengerek pertumbuhan ekonomi," ucapnya.

Ekspor-Impor

BPS Ungkap Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Neraca Perdagangan RI

Secara keseluruhan, share ekspor maupun impor antara Indonesia dengan Rusia-Ukraina sebenarnya memang tidak terlalu besar.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2022