Rilis The Fed Bikin Bursa Wall Street Bervariasi

Bursa Wall Street Amerika Serikat.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Bursa Wall Street Amerika Serikat diakhiri bervariasi setelah rilis The Fed pada pertemuan 31 Januari-1 Februari memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga. Saham DuPont membantu indeks saham Dow Jones naik ke level tertinggi. 

The Fed Diproyeksi Pangkas Suku Bunga pada Semester II, Apa Dampaknya ke RI?

Dikutip dari laman Reuters, Kamis 23 Februari 2017, Dow Jones Industrial Average DJI naik 32,6 poin atau 0,16 persen, ke level 20.775,6.

Sementara  indeks S & P 500 kehilangan 2,56 poin, atau 0,11 persen, menjadi 2.362,82 dan Nasdaq Composite .IXIC turun 5,32 poin, atau 0,09 persen, ke 5.860,63. Indeks saham  S & P sektor energi .SPNY turun 1,6 persen karena harga minyak CLc1 LCOc1 turun.

Rupiah Melemah Tertekan Keputusan The Fed

Kenaikan saham DuPont didukung usai perseroan mendapatkan persetujuan regulator Uni Eropa terkait merger dengan Dow Chemical senilai US$130 miliar. Saham Dow Chemical naik empat persen.

Indeks AS utama perdagangan sekitar rekor tertinggi, sejak Presiden Donald Trump menjanjikan akan mengeluarkan kebijakan pemberian pajak yang lebih rendah, peraturan berkurang dan belanja infrastruktur yang lebih tinggi.

Rusuh di Gedung Kongres AS, Bursa Wall Street Malah Cetak Rekor Baru

Hasil risalah The Fed 31 Januari-1 Februari lalu memengaruhi bursa saham AS. Dalam pertemuan itu banyak yang mengatakan The Fed mungkin tepat jika menaikkan suku bunga namun harus didukung data inflasi dan data pekerjaan yang sesuai harapan. 

Menjelang rilisnya, 27 persen pelaku pasar mengharapkan kenaikan suku bunga terjadi pada  Maret Fed, dan 53 persen pada Mei.

Secara terpisah, Rabu, Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan kenaikan suku bunga akan segera dilakukan. 

Sedangkan pada pekan lalu Direktur Bank Sentral, Janet Yellen mengatakan  The Fed mungkin akan menaikkan suku bunga pada pertemuan mendatang.

Sekitar 6,5 miliar saham diperjualbelikan di bursa AS, di bawah 6,8 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya