- CNBC
VIVA.co.id – Perusahaan tambang milik grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk, memilih mengundurkan diri dari blok minyak dan gas di negara Yaman sejak tahun lalu. Seperti diketahui, perseroan sejak lama bergabung dalam blok migas Yaman melalui anak usahanya Gallo Oil (Jersey) Ltd.
Presiden Direktur Bumi Resources, Ari Saptari Hudaya menjelaskan, alasan perseroan memilih hengkang dari eksplorasi migas Yaman tersebut, lantaran situasi konflik di negara itu.
"Presidennya dikudeta, menterinya kami sedang cari yang bisa diajak bicara. Itu dari tahun lalu, cuma suratnya kami mau kasih ke mana. Dulu kan, masih ada Minister of Mine. Sekarang ke siapa?" ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis 23 Februari 2017.
Sebagai informasi, sebelumnya Bumi Resources melakukan pengerjaan eksplorasi di Blok 13 dan Blok R2, untuk membangun sumur yang menghabiskan dana sebesar US$50 Juta. Pada 2015 silam, perseroan juga menghabiskan US$374,53 juta untuk eksplorasi, guna mencari potensi hydrocarbon di blok migas tersebut.
Namun, Ari mengaku sayangnya, perseroan terpaksa harus merelakan sejumlah dana yang telah digelontorkan tersebut sebelum melakukan eksplorasi, lantaran situasi konflik yang berpotensi merugikan lebih banyak lagi.
"Ada sekitar US$300 jutaan (kerugian). Kami masuk ke sana dari 1999. Drilling dari 2002. Terakhir, kami temukan cadangan menarik. Kami temukan cadangan gas besar sekira 10 tcf (trillion cubic feet), tetapi bagaimana ambilnya, ternyata perang," tuturnya. (asp)