Sektor Tambang Belum Pulih, Pendapatan United Tractors Turun

Ilustrasi pertambangan.
Sumber :
  • MARKO DJURICA/REUTERS

VIVA.co.id – Emiten alat berat dan sektor pertambangan PT United Tractors Tbk mencatat kinerja sepanjang 2016 mengalami penurunan. Pendapatan bersih konsolidasi turun delapan persen menjadi Rp45,5 triliun dibandingkan Rp49,3 triliun pada 2015. 

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 4,8 Triliun pada 2023, Anjlok 10,5 Persen

Presiden Direktur United Tractors, Gidion Hasan, menuturkan, penurunan pendapatan bersih ini utamanya disebabkan oleh penurunan volume produksi dan pendapatan dari unit usaha kontraktor penambangan. 

“Masing-masing unit usaha seperti mesin konstruksi memberikan kontribusi 32 persen, kontraktor penambangan 53 persen, pertambangan menyumbang 11 persen, dan industri konstruksi hanya 4 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasi,” kata Gidion dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, 27 Februari 2017.

Laba Vale Indonesia Kuartal III-2023 Turun Jadi US$52,6 Juta, Ini Pemicunya

Ia menjelaskan, laba bersih perseroan sepanjang 2016 mencapai Rp5 triliun. Perolehan tersebut naik 30 persen jika dibandingkan dengan laba bersih tahun 2015 yang sebesar Rp3,9 triliun. Namun, kondisi tersebut setelah adanya pembebanan biaya atas kerugian penurunan nilai properti pertambangan pada 2015.

“Jika tanpa memperhitungkan pembebanan biaya non kas atas penurunan nilai ini, laba bersih perseroan turun 22 persen dari tahun 2015 yang sebesar Rp6,4 triliun,” tuturnya. 

Penjualan Batu Bara Naik Kuartal III-2023, Bukit Asam Cetak Laba Bersih Rp 3,8 Triliun

Untuk segmen usaha mesin konstruksi, kata dia, perseroan mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 3 persen menjadi 2.181 unit, dibandingkan dengan 2015 sebanyak 2.124 unit. Peningkatan penjualan alat berat tersebut didorong oleh peningkatan penjualan di sektor konstruksi dan pertambangan. 

"Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 32 persen (berdasarkan riset pasar internal)," ujarnya.

Di sisi lain, dia melanjutkan, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat turun 5 persen menjadi Rp5,8 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha mesin konstruksi mencatat peningkatan 7 persen menjadi Rp14,6 triliun.

Sementara itu, di bidang usaha kontraktor penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara, mencatat penurunan pendapatan bersih sebesar 21 persen menjadi Rp24 triliun, dibandingkan Rp30,5 triliun pada 2015.

Adapun, untuk segmen usaha pertambangan yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung, penjualan batu bara pada 2016 meningkat 48 persen menjadi 6,8 juta ton, didorong oleh peningkatan kapasitas produksi dan cuaca yang kondusif.

Sejalan dengan peningkatan volume penjualan batu bara, pendapatan dari unit usaha pertambangan meningkat 34 persen menjadi Rp5,1 triliun dibandingkan Rp3,8 triliun pada 2015. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya