Wapres: Indonesia Targetkan Nomor Dua Dunia Produksi Kakao

Ilustrasi biji kakao
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengumpulkan gubernur se-Sulawesi, pada rapat Badan Kerja sama Pembangunan Regional Sulawesi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 27 Februari 2017.

Serba-serbi Perayaan Valentine 14 Februari

Pada pertemuan itu, JK sapaan Jusuf Kalla, membahas usulan program prioritas regional Sulawesi, yang salah satunya tentang peningkatan produksi perkebunan. Adapun di Sulawesi, kakao tetap jadi komoditas utama.

"Meningkatkan produktivitas perkebunan, terkhusus lagi tentang kakao, cokelat, ini karena 70 persen perusahaan kakao di Indonesia dari Sulawesi. Khususnya yang di empat provinsi. Karena itulah harus ada peremajaan, karena di sini itu kan kebanyakan perkebunan rakyat," kata JK.

Deretan Tradisi Aneh Valentine di Seluruh Dunia, Ada yang Bikin Melongo!

Ia menjelaskan, mayoritas perkebunan kakao di Sulawesi merupakan perkebunan rakyat yang butuh bantuan pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah akan mempersiapkan sejumlah bantuan, baik dari segi anggaran, pembinaan, dan fasilitas lainnya. 

"Kalau peremajaan itu kadang-kadang rakyat itu butuh bantuan lagi, karena itu tadi kita putuskan bahwa peremajaan dijalankan, (Kementerian) Pertanian membentuk, mempersiapkan teknologinya," tutur JK.

Mengapa Hari Valentine Sangat Identik dengan Cokelat? Ini Faktanya

Harapan JK, melalui program tersebut, Indonesia dapat menjadi negara dengan produksi kakao terbesar kedua di dunia. Saat ini, dengan produksi kurang dari 800 ribu ton, Indonesia berada di peringkat ketiga di bawah Pantai Gading dan Ghana.

"Kita kan dulu pernah bicara bahwa kita ini masih nomor tiga di dunia, kita rumuskan bagaimana bisa nomor dua di dunia. Terget (produksi) kira-kira berapa, 1,5 juta ton, sekarang masih 800 ribu ton, kurang malah. Bagaimana bisa sampai 1,5 juta ton, padahal kita punya lahan cukup sebenarnya," katanya.

Menurut JK, peremajaan lahan menjadi pilihan utama dalam peningkatan produksi kakao di Indonesia. Pemerintah juga akan mempersiapkan skema penunjang bagi petani, antara lain pembiayaan untuk keperluan pengadaan bibit dan pendukung lain yang berasal Kredit Usaha Rakyat.

"Nanti dibiayai dengan KUR, karena memang KUR itu selama ini bertujuan untuk mendorong peningkatan produktivitas," tuturnya.

"Nanti semuanya akan berdiri sendiri, tidak membutuhkan banyak APBN. APBN ada, bagus untuk bibit, tapi untuk sekarang ini kita utamakan KUR untuk meningkatkan produktivitas. Kita harapkan bisa naik dua kali lipat," JK menambahkan. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya