DPR Minta Penambahan Objek Cukai Jangan Hanya Satu

Ilustrasi mesin di industri plastik.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Pemerintah telah memproyeksikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja negara sebesar 2,41 persen terhadap Produk Domestik Bruto pada 2017. Untuk mengantisipasi membengkaknya defisit, penerimaan negara harus digenjot. 

Kasus Pungli, Kejati Banten Sita Rp1,1 Miliar dari Bea Cukai Soetta

Selain melakukan reformasi perpajakan, beberapa opsi lain terbuka untuk dikembangkan pemerintah, guna mendorong penerimaan. Salah satunya ekstensifikasi barang kena cukai. 

Anggota Komisi XI DPR RI, M Misbakhun juga menyampaikan persetujuannya mengenai penambahan objek cukai. Dia pun mengaku sudah mendapat informasi rencana penambahan objek cukai baru, yakni plastik. 

Rokok Ilegal Senilai Rp6,6 Miliar Disita Bea Cukai Aceh

"Saya setuju kalau Ditjen (Bea dan Cukai) menambah banyak cukai. Supaya Anda tak capek hanya mengurusi rokok dan etil alkohol saja," ujar Misbakhun dikutip dari keterangan resminya, Rabu 1 Maret 2017.

Misbakhun mengatakan, Direktorat Jenderal Bea Cukai seharusnya tak sekedar mengajukan satu objek baru untuk dikenai cukai. Usulan ini juga sempat disampaikannya dalam rapat dengar pendapat jajaran Ditjen Bea dan Cukai dengan Komisi XI DPR, di Kompleks Parlemen, beberapa waktu lalu.

CHT Sudah Naik Harga Rokok Tetap Sama, Begini Kata Bea Cukai

"Saya dukung bila Anda minta dua, tiga, empat bahkan lebih objek cukai baru. Saya siap galang teman-teman di DPR agar disetujui," kata Misbakhun.

Sebelumnya, Ketua DPR RI Setya Novanto menjelaskan bahwa pemerintah harus mencari terobosan dalam meningkatkan penerimaan negara dan menempatkan reformasi perpajakan sebagai agenda utama dalam menekan defisit anggaran. 

"Guna memastikan defisit dalam batas aman sesuai UU, maka perlu memastikan optimalisasi penerimaan negara," ujar Setya di Kompleks Parlemen, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, pemerintah akan terus berusaha memperbaiki kinerja penerimaan dan mengharapkan dukungan dari DPR untuk mendukung reformasi yang akan dilakukan Kementerian Keuangan.

Berbagai strategi optimalisasi penerimaan negara, termasuk ekstensifikasi barang kena cukai menjadi pertimbangan pemerintah. Mengingat, kontribusi penerimaan cukai di Indonesia masih didominasi oleh cukai tembakau.

“Untuk cukai basisnya kan masih sangat sedikit. Sekarang ini, yang paling menonjol dan diomongkan adalah tembakau,” tutur Sri.

Beberapa waktu lalu, pemerintah telah mengusulkan penerapan cukai untuk plastik. Namun, sampai saat ini wacana tersebut belum terealisasi. Sri menceritakan, penerapan cukai plastik di negara lain untuk mengurangi penggunaan plastik yang berdampak langsung terhadap lingkungan. 

"Di negara lain, cukai program yang didesain untuk disinsentif konsumsi. Kalau ingin kurangi konsumsi yang kurang baik seperti plastik," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya