Mengintip Kekayaan Perusahaan Migas Saudi Aramco

Tangki minyak di markas Saudi Aramco
Sumber :
  • REUTERS/ Ali Jarekji

VIVA.co.id – Raja Salman dari Arab Saudi telah tiba di Indonesia pada hari ini, Rabu 1 Maret 2017. Kunjungan Raja Arab Saudi ini merupakan kunjungan pertama ke Indonesia dalam 47 tahun.

'Saya Cuma Bos', Kata Valentino Rossi saat Ditanya soal VR46

Kunjungan Raja Salman ke Indonesia, merupakan rangkaian kunjungan Raja Arab ke Asia, termasuk ke Malaysia, Jepang, dan China. Kunjungan Raja Salman ditemani oleh direksi Saudi Aramco, yang berniat menawarkan investor Asia untuk membeli lima persen saham Saudi Aramco dalam mekanisme initial public offering pada 2018 mendatang.

IPO Saudi Aramco digadang-gadang merupakan IPO terbesar di dunia. Nilai perusahaan migas nasional Arab Saudi ini lebih berharga daripada ExxonMobil, Apple, atau Alibaba.

Tim Milik Valentino Rossi Resmi Disponsori Perusahaan Arab Saudi

Dilansir Forbes, Rabu 1 Maret 2017, nilai saham Saudi Aramco mencapai US$2 triliun. Rencana IPO lima persen saham Saudi Aramco diprediksi seharga US$100 juta, atau setara Rp1.320 triliun.   

Lalu, bagaimana sejarahnya Saudi Aramco bisa menjadi sebesar itu?

Pertamina Tekor, Arcandra: Hampir Semua Perusahaan Migas Merugi

Saudi Aramco mulanya adalah perusahaan migas Amerika bernama California Arabian Standard Oil Company. Perusahaan tersebut, pertama kali didirikan oleh Standard Oil of California (sekarang bernama Chevron).

Perusahaan kemudian mengamankan konsensus dari Raja Arab Saudi pada 1933 untuk mencari minyak. Perusahaan, kemudian menemukan minyak di pantai timur Arab Saudi pada 1938.

Pada 1948, perusahaan berubah nama menjadi Arabian American Oil Company (Aramco) dan dimiliki oleh Standard Oil of California, Texaco, Standard Oil of New Jersey (sekarang bernama ExxonMobil), dan Standard Oil of New York.

Kerajaan Arab Saudi, kemudian membeli saham-saham perusahaan yang dimiliki oleh Amerika di Aramco mulai 1972 sampai memiliki semua sahamnya pada 1980. Aramco tetap menjadi perusahaan Amerika sampai 1988, saat Arab Saudi secara resmi memindahkan kepemilikan dan mengubah nama perusahaan menjadi Saudi Aramco.

Aramco, saat ini, memiliki kapasitas produksi 12 juta barel minyak per hari. Aramco memiliki cadangan minyak terbukti terbesar di dunia dengan jumlah 260 miliar barel.

Forbes menyatakan, Aramco sebagai perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia. Aramco tercatat menangani lebih dari 100 ladang minyak dan gas di Arab Saudi. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya