Sri Mulyani Beberkan Kejahatan Importir Kriminal

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati bersama Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Sumber :
  • VIVA.co.id/Chandra G Asmara

VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku terkejut dengan lonjakan impor untuk beberapa komoditas strategis seperti daging sapi sepanjang tahun lalu yang melonjak tajam. Bahkan, ada yang kenaikannya hingga 1.000 persen.

Temukan Harga Gula Mahal, Mendag Ancam Blacklist Importir

“Dan, memang data yang muncul cukup mengagetkan. Saya akan sedikit meminta waktu mengundang Kepala KPPU (Syarkawi Rauf) untuk memberikan paparan,” kata Ani, sapaan akrab Sri Mulyani Indrawati, Jakarta, Kamis 2 Maret 2017.

Berdasarkan data yang dibeberkan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut, importir daging sapi beku sepanjang tahun lalu tercatat sebanyak 60 importir, atau naik dari importir pada 2015, yang hanya 56 importir. Realisasi impor dari importir tersebut, pun naik signifikan.

Kenali dan Pahami Ketentuan Barang Kiriman Hasil Perdagangan

Pada 2015, realisasi impor 56 importir mencapai 44.673 ribu ton. Sementara tahun lalu, angkanya melonjak tajam menjadi 155.070 ribu ton, atau naik tiga kali lipat dibandingkan realisasi impor pada 2015. Artinya, kenaikan impor daging beku pada tahun lalu mencapai 247 persen.

Untuk daging segar, realisasi impor sepanjang tahun lalu juga tercatat sebesar 10.340 ribu ton, atau nak 983 persen dari realisasi impor di 2015, yang hanya mencapai 954 ribu ton. Tak hanya itu, impor jeroan beku dan jeroan segar pun ikut melonjak sepanjang tahun lalu.

Kemendag Buka Suara soal Maladministrasi Izin Impor Bawang Putih

Impor jeroan beku naik menjadi 55.839 ribu ton, atau 1.284 persen dari realisasi impor di 2015, yang hanya mencapai 4.035 ribu ton. Sementara, jeroan segar, naik menjadi 9,5 ton, atau naik dari posisi pada 2015 lalu yang sama sekali tidak ada impor jeroan segar.

“Jumlah penduduk Indonesia tidak naik, jadi kalau suplai naik sampai tiga kali lipat, mestinya harga turun. Iya kan?” kata Ani.

Ketika pertama kali melihat data tersebut, Ani pun langsung menginstruksikan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi untuk mengecek harga sapi impor di negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Ani pun mendapatkan kabar buruk mengenai hal itu.

“Sebagian besar dari mereka (Singapura dan Malaysia) impor sapi. Mungkin dari negara yang sama. Dan harga di dalam negeri kita dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia itu bisa 30 persen-40 persen lebih mahal dikalikan volume sekarang ini yang ada, tegasnya.

Ani mengaku tak habis pikir, lonjakan impor tersebut sama sekali tidak mampu menekan harga daging di tingkat pedagang. Padahal, pemerintah bersama para pemangku kepentingan terkait pun telah melakukan berbagai upaya untuk menekan harga komoditas.

“Luar biasa. Jadi, seluruh komponen negara telah berusaha keras untuk menciptakan jumlah pasokan di masyarakat kita, namun harga tidak turun. Sehingga, pertanyannya siapa yang mendapat untung dalam situasi seperti ini?” tutur Ani. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya