- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan masih berpotensi bergerak mendatar. Namun terdapat kecenderungan menguat tipis dengan memanfaatkan pelemahan dolar Amerika Serikat sebelumnya.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan, secara tren rupiah masih memiliki peluang melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang masih cenderung memburu dolar Paman Sam.
Namun demikian, diharapkan sentimen The Fed dapat berangsur berkurang, seiring sikap kehati-hatiannya dalam mengambil keputusan, terutama penilaiannya terhadap data ketenagakerjaan.
"Tetap cermati dan antisipasi berbagai sentimen yang dapat berpengaruh pada berubahnya rupiah. Diperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran pada Rp13.407 hingga Rp13.350 (per dolar AS)," ujarnya di Jakarta, Senin, 6 Maret 2017.
Reza menjabarkan, skenario terhadap laju rupiah dimana masih akan cenderung melemah terbatas tampaknya sesuai.
Menurutnya, masih adanya imbas dari pidato Presiden AS Donald Trump, sehingga berpengaruh pada percepatan kenaikan suku bunga The Fed. Hal itu telah membuat laju rupiah masih dalam pelemahannya.
"Pelaku pasar cenderung memburu dolar. Sementara itu, masih minimnya sentimen yang signifikan dapat berpengaruh pada kenaikan laju rupiah membuat potensi kenaikan rupiah masih tertahan," tuturnya. (ase)