Jokowi: Jadi Pengusaha Bikin Saya Selalu Tepat Waktu

Presiden Joko Widodo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/IORA Summit 2017/Rosa Panggabean

VIVA.co.id – Presiden RI Joko Widodo memberikan sambutan dalam rangkaian acara pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Association atau KTT IORA. Saat berpidato di hadapan para delegasi dan pebisnis, Presiden Jokowi sempat menceritakan pengalamannya sebagai pengusaha.

Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia Jadi 61 Persen, Begini Penjelasan Tony Wenas

Menurutnya, menjadi seorang pengusaha adalah hal sederhana. Pelanggan membuatnya menjadi pribadi yang selalu tepat waktu. Selain itu, ia mengisahkan, ada hal berbeda di waktu sekarang apabila dibandingkan dengan 12 tahun yang lalu. Adanya revolusi digital, seperti internet, memudahkan pebisnis menjalani usahanya.

"Jadi mobile dan ada di mana-mana. Saya rasa semua setuju bahwa yang namanya smartphone, keberadaannya menjadi teknologi paling revolusioner. Sebelum saya masuk ke dunia politik sekitar 12 tahun lalu, saya adalah pengusaha. Lebih dari 20 tahun, saya menggeluti dunia bisnis," tuturnya di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan, Senin 6 Maret 2017.

Antre Open House Jokowi Sempat Ricuh, Istana Minta Maaf

Ada tiga kriteria yang dinilai Presiden Jokowi sebagai pilar bisnis. Pertama adalah usaha bisnis kecil dan menengah, yang jumlahnya lebih dari setengah produk domestik bruto.

"Kita menyediakan lapangan pekerjaan lebih dari 70 persen. Dan yang kedua adalah wanita. Wanita merupakan pilar keluarga yang punya rasa tanggung jawab jauh lebih baik dari pria," ungkapnya.

Ketiga, kata Presiden Jokowi, berasal dari kaum muda. Kaum muda dinilai sebagai penyumbang terbesar tenaga kerja. Untuk itu, hal ini dianggap sebagai sebuah kekuatan.

"Dulu 2013, usaha saya masih kecil. Pelan-pelan naik ke usaha menengah. Usaha saya, dulu, industri furnitur. Bagaimana usaha kecil bisa lompat ke lebih tinggi? Dengan mengambil bagian dari globalisasi," ucapnya.

Sekjen PDIP soal Teman Megawati di Open House: Yang Tunjukkan Komitmen Indonesia Bukan Bagi Keluarga

Meski usaha kecil, namun ia berani memakai tenaga kerja asing selama beberapa tahun. Seperti misal supervisi dari Korea, desain dari Prancis, kualitas dari Jerman. Ia mengaku pernah mendapatkan bantuan dari kedutaan-kedutaan dan konsulat. Ia juga paham betul bagaimana impor dan ekspor mesin 30 tahun lalu.

"Begitu banyak kajian dunia UKM untuk diekspor, keuntungan usahanya lebih besar. Bisa ciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak dan ciptakan inovasi yang lebih baik. Sekarang, dengan mobile internet dan smartphone, platform sudah ada," paparnya.

Bagi ketiga pilar bisnis tersebut di atas, jangkauan bisnis sudah langsung dapat dicapai ke tingkat nasional dan global. Kuncinya yaitu bagaimana memastikan semua orang terkoneksi dengan baik. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya