Dua Suku Pedalaman Papua Ini Menyesal Kasih Izin Freeport

Perwakilan dua suku terdampak usaha Freeport
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Dua suku di Papua, yaitu Suku Kamoro dan Suku Amungme sebagai pewaris lahan, atau korban terdampak atas operasi PT Freeport Indonesia, menyampaikan aspirasinya ke kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada hari ini, Rabu 8 Maret 2017. 

ESDM Luncurkan Aplikasi Si Ujang Gatrik, Ini Fungsinya

Sejumlah aspirasi yang disampaikan, adalah bagaimana kerusakan alam yang terjadi dan tidak adanya bantuan dari perusahaan kepada  masyarakat adat setempat. 

Perwakilan dari Suku Kamoro, Simsons M. mengatakan, gunung yang ada di Papua, kini banyak berlubang dan sungai pun tercemar akibat limbah, atau tailing dari operasi penambangan PT Freeport Indonesia. Sedangkan sumbangsih PT Freeport tidak ada untuk kesejahteraan masyarakat setempat.

ESDM Tetapkan Harga Minyak Mentah Indonesia US$95,72 per Barel

"Kami masyarakat adat sangat menyesal sekali dengan apa yang terjadi. Gejolak yang terjadi ini, bahkan kami di daerah yang terkena dampak langsung. Di atas gunung sudah terlalu banyak lubang-lubang. Mungkin mukjizat saja yang bisa mengembalikan," kata Simsons dalam pertemuan dengan jajaran Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu 8 Maret 2017. 

Dia mengatakan, kesehatan masyarakat setempat pun terganggu, karena adanya pencemaran sungai. Namun, PT Freeport Indonesia tidak memberikan bantuan kepada masyarakat.

Konflik Rusia-Ukraina Dongkrak Harga Batu Bara Acuan ke US$203,69/Ton

"Pendidikan dan kesehatan, kami terganggu keuangan untuk membiayai kami punya anak. Bahkan, kesehatan di RS (Rumah sakit), banyak orang meninggal di sana," ujar dia. 

Dalam perubahan status dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), ia mengatakan, suku Kamoro maupun suku Amungme harus dilibatkan. Sebab, ada hak bagi masyarakat setempat yang harus diperjuangkan.

"Kami masyarakat seperti binatang, diinjak-injak. Padahal, yang punya tanah kami. Kami sudah kasih kepada Freeport, bahkan kami dibiarkan seperti binatang," tambahnya. 

"Kami juga minta, alangkah baiknya Freeport ditutup. Karena, kami telah menyesal dengan apa yang kami berikan kepada Freeport. Tetapi, untuk membalas kebaikan itu tidak ada sama sekali," ujar dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya