Banyak Sisi Negatif dari Operasional Freeport di Papua

Perwakilan dua suku Papua di tambang PT Freeport Indonesia sampaikan aspirasi ke Kementerian ESDM
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA.co.id – Perwakilan dua suku Papua, yang terdampak tambang PT Freeport Indonesia menyampaikan aspirasinya ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dua suku itu adalah suku Amungme dan suku Kamoro yang meminta keadilan dan hak bagi masyarakat adat setempat.

Freeport Ditantang Cari Iklim Investasi Lebih Baik dari RI

Perwakilan Suku Amungme, Damaris mengatakan, Freeport sejak 50 tahun di Papua, tidak memberikan kontribusi yang berarti. Selama ini, Freeport hanya memberikan dana hibah satu persen dari pendapatan kotor perusahaan setiap tahunnya, bahkan dana itu disebut tidak turun sebelum ada desakan.

"Satu persen yang turun dana hibah itu memang kebiasaan. Freeport kalau ada masalah, pasti dananya turun. Jadi, apa yang kami dapat dari hasil satu persen? Dan, satu persen itu, bahkan jadi pertikaian antarsuku. Mungkin sering nonton, Timika begini, ribut begini. Itulah hasil dari satu persen itu," ujar Damaris di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu 8 Maret 2017.

Freeport Didesak Transparan soal Pembayaran Pajak

Untuk diketahui saja, Berdasarkan laporan keuangan Freeport McMoran pada 2016, pendapatan kotor PT Freeport Indonesia mencapai US$1,1 miliar pada 2016.

Damaris pun mengatakan, kontribusi yang disampaikan kepada publik oleh pihak Freeport tidak sebesar yang dibayangkan. Aspek positif Freeport hadir di Papua, tidak sebesar sisi negatif yang dihasilkan.

Freeport Keenakan Nikmati Fasilitas di Indonesia

"Di sini, semenjak Freeport hadir 1961 sampai dengan 1996, banyak kerusuhan besar-besaran. Nyawa pun jadi taruhan. Jadi, saya pikir kehadiran Freeport sejak tahun 1961, apa yang Freeport buat untuk kami?" kata dia.

Ia pun meminta, agar Menteri ESDM, Ignasius Jonan dapat turun langsung melihat kondisi masyarakat adat dan suku setempat. Menurut dia, lebih banyak sisi negatif yang didapatkan dari operasional PT Freeport, ketimbang sisi positifnya.

"Kalau bisa, bapak menteri turun dan lihat langsung. Semua habis hancur-hancuran. Yang kami dapat lebih banyak negatifnya. Jadi, dari pemerintah dengan Freeport, saya minta pertanggungjawaban. Dan, setiap pergantian tahun pasti ada gejolak di Freeport. Tapi kalau tahun ini serius. Bukan main-main," tuturnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya