Masuk Indonesia, Kapsul Cepat Hyperloop Investasi Rp33,4 M

Hyperloop One
Sumber :
  • www.hyperloop-one.com

VIVA.co.id – Kabar perusahaan transportasi masa depan Hyperloop Transportation Technologies (HTT) merilik Indonesia langsung menjadi perhatian publik di Tanah Air. HTT sudah menyiapkan langkah studi kelayakan di Indonesia untuk menentukan apakah sistem transportasi super cepat itu cocok berkembang di Indonesia atau tidak. 

Dubai Pamer Hyperloop One Melesat 1.200 Km/Jam

Dikutip e27.co, Rabu 8 Maret 2017, guna memuluskan langkah studi kelayakan di Indonesia, HTT telah menggandeng mitra lokal dengan membentuk perusahaan gabungan bernama Hyperloop Transtek Indonesia. Mitra lokal yang digandeng HTT yakni Dwi Putranto Sulaksono yang dikenal sebagai pendiri Dwinunanjaya Foundation dan Ron Mullers yang merupakan salah satu pendiri Papa Rons Pizza. 

Kerja sama tersebut mengalokasikan investasi US$2,5 juta atau Rp33,4 miliar untuk menjalankan studi kelayakan membangun sistem teknologi Hyperloop di Indonesia. 

Trump Tertarik Hyperloop Dipakai di AS

Laman ini menuliskan, studi kelayakan akan berjalan antara tiga sampai enam bulan. Studi akan menganalisis tiga rute potensial yakni relasi Jakarta ke Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, bandara utama di Jawa dan bandara utama di Sumatera. 

"Bandara di Jawa akan menjadi satu terminal. Bayangkan apa yang bisa dilakukan bandara untuk perekonomian," ujar Chariman dan Chief Officer HTT, Bibop G. Gresta kepada e27. 

Hyperloop Tertarik Masuk, Pemerintah Tunggu Proposal

HTT mengaku sejauh ini belum memiliki perjanjian tertulis kerja sama dengan pemerintah Indonesia. Namun pembentukan perusahaan patungan tersebut mendapat 'restu' dari pemerintah, sebab dihadiri oeh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.

Alasan tertarik Indonesia

Soal alasan HTT tertarik mengaplikasikan sistem dan teknologi Hyperloop di Indonesia, Gresta memandang Indonesia punya kelebihan khusus. 

"Tidak ada kondisi geografis sempurna bagi Hyperloop. Tapi ada kondisi ekonomi yang pas untuk itu. Indonesia punya kepadatan, kurangnya infrastruktur dan perlu untuk sebuah solusi. Jadi ini kombinasi ketiganya," ujar dia. 

Bos HTT itu menjelaskan, Indonesia juga tepat untuk penerapan teknologi Hyperloop. Menurutnya Indonesia bisa langsung meloncat ke teknologi Hyperloop tanpa menemui kendala besar secara adopsi teknologi. 

Sebab, kata dia, Indonesia tidak mewarisi teknologi sistem kereta api modern seperti Jepang dan Eropa. 

"Jika Anda pergi ke Eropa atau Jepang dan meminta mereka beralih dari sistem kereta api mereka ke Hyperloop, maka akan butuh waktu bertahun-tahun. Nah negara-negara yang tak punya warisan itu mereka berada di garis depan inovasi," jelasnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya