Hyperloop Jadi Transportasi Masa Depan RI, Ini Syaratnya

Ilustrasi uji jalur Hyperloop
Sumber :
  • HTT/JumpStartFund

VIVA.co.id – Perusahaan Transportasi Masa Depan, Elon Musk, Hyperloop Transportation Technologies (HTT) berminat menerapkan sistem transportasi masa depan yang berbentuk kapsul di Indonesia. Dengan kepadatan transportasi di Indonesia, kecepatan kapsul secepat pesawat itu dinilai butuh untuk diterapkan. 

Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato Gorontalo Senilai Rp437 Miliar

Transportasi Hyperloop memang beda dengan sistem transportasi massal pada umumnya. Bentuknya serupa tabung atau kapsul bisa mengangkut hingga 40 orang dalam satu tabung. Hyperloop mampu memindahkan penumpang dan mungkin juga barang nanti ke depannya dalam waktu singkat. 

Perusahaan ini pun sedang menjalankan studi kelayakan apakah Indonesia cocok atau tidak untuk penerapan sistem Hyperloop, yang mana mempunyai kecepatan 750 mil per jam atau sekitar 1.200 kilometer per jam dan kecepatannya digadang-gadang melebihi kecepatan pesawat terbang.

Kemenhub Tambah Kapal di Rute Panjang-Ciwandan Demi Urai Arus Balik Mudik, Catat Jadwalnya!

Lantas, apakah mungkin sistem transportasi tersebut dapat diterapkan di Indonesia? 

Direktur Jenderal Perkeretaapian dari Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono, mengatakan, apabila alat transportasi itu memang masuk dalam standar keselamatan dan kelayakan, maka bukan tidak mungkin sistem tersebut dapat diterapkan menjadi sarana transportasi Indonesia.

Sopir Bus Dianjurkan Tak Berkendara Lebih dari 4 Jam saat Antar Pemudik

"Sebenarnya semuanya itu memungkinkan, pertama dalam UU kita 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian itu sangat terbuka, artinya memungkinkan untuk transportasi masal seperti apa," kata Prasetyo saat berbincang dengan VIVA.co.id di kantornya, Kamis 9 Maret 2017.

Spesifikasi Belum Jelas

Hanya saja, lanjut dia, pihak pemerintah masih belum menemukan kejelasan spesifikasi dari proyek triliunan rupiah tersebut. Lantaran, studi kelayakan, bahkan Pra studi kelayakan proyek tersebut baru akan dikerjakan.

"Yang saya bingung dia kecepatannya sampai 1200 km per jam, itu kan cepat dari pesawat, nah sekarang mau dibangun dari Tangerang Selatan ke Soekarno-Hatta yang notabenenya paling 10 atau 15 kilometer, itu 'duk', langsung sampai, apa enggak terbentur orangnya?," tutur dia. 

Sebagai informasi, perusahaan tersebut tengah mengkaji penerapan sistem itu di tiga wilayah. Moda transportasi ini disebut telah bisa dilihat dan dirasakan di San Fransisco, Amerika Serikat, dan Dubai yang baru dalam tahap pemasangan tiang pancang atau groundbreaking. Di Indonesia sendiri, ada tiga jalur yang direncanakan, yaitu Tangerang, Jawa, dan Sumatera.

"Satu adalah Kabupaten Tangerang, Kabupaten Tangerang Selatan, ke Bandara Soekarno Hatta. Nanti dari Bandara Soetta ke Bandara Halim, Bandara Halim ke Bandara Yogya. Yogya ke Solo, Yogya ke Semarang, dari Semarang ke Solo, Solo ke Surabaya, Solo ke Malang, Malang ke Banyuwangi," kata Dwi Putranto Sulaksono, pimpinan PT Hyperloop Transtek Indonesia anak usaha HTT.

Selain menghubungkan Jawa, proyek Hyperloop juga melirik Sumatera. Dwi merincikan, Hyperloop akan menghubungkan beberapa daerah di Sumatera mulai dari Tanjung Karang, Palembang, Jambi, Bengkulu, Pekanbaru,  Padang, Kualanamu, Banda Aceh.

"Targetnya, kurang dari 25 tahun harus bisa selesai,” ujarnya. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya