Industri Makanan dan Minuman Berpeluang Rebut Pasar IORA

Ilustrasi industri makanan dan minuman.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Kamar Dagang dan Industri Indonesia memandang, industri makanan dan minuman Indonesia menjadi salah satu sektor yang berpotensi bergeliat atas kerja sama negara-negara pesisir Samudera Hindia atau Indian Ocean Rim Association yang di tuangkan dalam dokumen Jakarta Concord.

LPEI Buka Pasar Produk Mamin RI ke Singapura dan Malaysia

Ketua Komite Tetap Industri Makanan dan Protein Kadin Thomas Darmawan menilai, kawasan yang dihuni hingga 2,7 miliar penduduk tersebut membutuhkan pasokan bahan baku yang besar. Dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat di kawasan tersebut, ada potensi untuk menggenjot industri makanan dan minuman dalam negeri.

“Kementerian Perdagangan punya target untuk pertumbuhan ekspor makanan dan minuman kita antara tujuh sampai delapan persen. Saya kira makanan untuk makanan bisalah di atas delapan persen tahun ini,” ujar Thomas melalui keterangan tertulisnya, Jakarta, Sabtu 11 Maret 2017.

GAPMMI Tegaskan Heboh Bahaya BPA Galon Guna Ulang Itu Hoax

Menuru Thomas, negara-negara yang memiliki jumlah penduduk padat seperti India dan Afrika Selatan, bisa menjadi momentum Indonesia memperluas pangsa pasar ekspor baru di industri makanan dan minuman ke depan. Minimal, mampu memperkenalkan produk nasional, sebelum kembali disebarluaskan.

“Afrika Selatan bisa menjadi pintu masuk ke kawasan Afrika lainnya. Sedangkan Asia Selatan, bisa dimanfaatkan untuk masuk ke negara Rusia Tengah seperti Belarus dan Kazakhstan,” katanya.

Persaingan Usaha Industri Makanan dan Minuman Paling Tinggi pada 2020

Total nilai eskpor produk makanan dan minuman termasuk minyak kelapa sawit sepanjang tahun lalu tercatat mencapai US$26,39 miliar. Sementara Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia menargetkan ekspor  produk makanan dan minuman tahun ini bisa tumbuh 16 persen.

Industri makanan dan minuman pun dianggap akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekspor nonminyak dan gas tahun ini. Sektor tersebut, sampai saat ini berkontribusi sebesar 35 persen terhadap ekspor noh migas secara nasional.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda menilai, meskipun kondisi perekonomian dunia dalam beberapa tahun belakangan mengalami kelesuan, namun potensi pasar produk di sektor makanan dan minuman di Samudera Hindia bisa menjadi angin segar bagi Indonesia.

“Kami melihat masih terbuka peluang yang cukup besar untuk pertumbuhan ekspor nasional di negara-negara anggota IORA,” ujarnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya