- VIVA.co.id/Chandra G. Asmara
VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku pernah diburu oleh Internal Reveneu Service, otoritas perpajakan Amerika Serikat, terkait dengan kewajiban pajaknya selama mendapatkan penghasilan ketika duduk di jajaran direksi Bank Dunia.
Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani, usai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktorat Jenderal Pajak dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang kerja sama dalam bidang pengaturan, pengawasan, penegakan hukum, serta perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan.
“Saya waktu di AS, tentu menerima gaji. Tiap tahun, saya menerima surat dari IRS, walaupun saya sudah mengatakan bahwa saya warga Indonesia dan pegawai Bank Dunia,” kata Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, Jakarta, Senin 13 Maret 2017.
Meskipun mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu telah menjelaskan kepada IRS, namun otoritas tersebut tetap mengecek akun milik bendahara negara yang nyatanya memiliki nilai yang cukup besar ketika berkarir di lembaga donor asal AS tersebut.
“Karena, gaji saya cukup besar. Mohon maaf, mereka langsung mengirim surat otomatis kepada saya, kenapa Anda punya account seperti itu tanpa saya tahu, tanpa saya memberikan concern bahwa account saya akan diakses,” katanya.
Ani menginginkan, agar otoritas pajak Indonesia memiliki akses yang setara dengan apa yang dilakukan otoritas negeri Paman Sam tersebut. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan Direktorat Jenderal Pajak dalam mengimplementasikan pembukaan data para nasabah.
“DJP perlu membangun dan menjaga reputasi kredibilitasnya, sehingga masyarakat merasa tugas konstitusi itu memang harus dilakukan bersama-sama dengan power, atau otoritas yang menyertainya,” katanya. (asp)
Sosialisasi Pajak Bareng Sri Mulyani, Ganjar Minta Warga Jangan Takut
Di depan pengusaha di Jateng, Ganjar menegaskan bahwa Pemerintah juga memberikan insentif perpajakan saat ini.
