Gudang Garam Bakal Bikin Bandara di Kediri

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.
Sumber :
  • Tudji Martudji/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Bandara baru untuk penerbangan umum akan dibangun di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Lahan dan anggarannya akan disiapkan oleh perusahaan rokok berkedudukan di daerah berjuluk Kota Tahu tersebut, yakni PT Gudang Garam. 

Gudang Garam Resmi Bantu Pemerintah Bangun Tol Kediri-Tulungagung Senilai Rp 9,92 Triliun

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, mengungkapkan pembahasan tentang pembangunan bandara di Kabupaten Kediri itu dibahas dalam rapat terbatas yang diikutinya bersama Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri di Istana Merdeka Jakarta baru-baru ini. Ada sejumlah opsi lokasi, namun pembangunan bandara di Kabupaten Kediri jadi prioritas.

"Dalam rapat kabinet, yang didahulukan pembangunan bandara di Kabupaten Kediri, karena tanah dan anggarannya sudah siap," kata Soekarwo, di Jawa Timur, Rabu malam, 15 Maret 2017.

Bandara Dhoho Segera Beroperasi, Super Air Jet Jadi Maskapai Pertama yang Lakukan Penerbangan

Dia menjelaskan, karena anggaran dan lahan akan disiapkan oleh Gudang Garam, perusahaan rokok besar berbasis di Kediri itu nantinya akan mengelola bandara tersebut.

"Bandara private, tapi dipakai untuk umum," tambah Soekarwo.

Keberadaan Bandara Kediri Mengganggu Rute Latihan Tempur Penerbang Lanud Iswahjudi

Dia enggan mengungkap rinci lokasi pasti bandara yang akan dibangun itu. Hal yang pasti, survei lokasi sudah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, termasuk dari sisi lalu lintas udara kemiliteran. 

"Sudah dicek Kementerian Perhubungan," ujar Soekarwo.

Rencananya, lanjut dia, landasan pacu bandara di Kabupaten Kediri itu sepanjang 2.300 meter. Cukup untuk pendaratan pesawat Airbush jenis kecil. 

"Pesawat berpenumpang 128 sampai 130 orang," ungkap Soekarwo.

Rencana pembangunan bandara di kawasan selatan Jatim berhembus sejak beberapa tahun lalu. Selain Kediri, opsi lain yakni di Kabupaten Tulungagung. 

"Kalau (bandara) Tulungagung (anggarannya pakai) APBN. Belum siap karena lahannya punya Perhutani, dan itu belum selesai (dibahas)," lanjut dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya