Arus Modal Asing ke Indonesia Capai US$2,2 Miliar

Kantor Pusat Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Iqro Rinaldi

VIVA.co.id – Bank Indonesia mengungkapkan arus modal asing yang masuk ke Tanah Air sampai dengan 13 Maret 2017 mencapai US$2,2 miliar. Selain itu, pada hari ini, mata uang rupiah ditutup menguat 0,12 persen terhadap dolar Amerika Serikat.

IHSG Ditopang Arus Modal Masuk, Cermati Rekomendasi Saham Awal Pekan Ini

Menurut Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Ekonomi dan Moneter BI, Dody Budi Waluyo, catatan tersebut menunjukkan bahwa keputusan Bank Sentral AS (The Fed) tak memberikan sentimen negatif terhadap gerak nilai tukar terhadap negara berkembang, tak terkecuali Indonesia.

“Artinya yang dikhawatirkan kenaikan Fed Fund Rate akan diikuti pelemahan di local currency atau bursa itu tidak terjadi,” kata Dody saat konferensi pers di Jakarta, Kamis 16 Maret 2017.

Neraca Pembayaran Kuartal III-2022 Diprediksi Surplus, Sri Mulyani: Bisa Redam Arus Modal Keluar

Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada hari ini ditutup menguat 85,86 poin atau 1,58 persen ke level 5.518. Capaian ini, merupakan rekor penutupan tertinggi sejak 2015 silam. Menurut Dody, hasil positif tersebut memberikan gambaran bahwa Indonesia masih menjadi destinasi menarik para investor.

“Indonesia masih dipandang baik dari sisi return yang diterima dari pembelian surat berharga di domestik. Kami berharap, rating agency yang akan datang, bisa memperbaiki rating,” katanya.

Resesi Ekonomi Global, Wapres: Awan Gelap Selimuti Semua Negara

Sebagai informasi, sepanjang Februari 2017, nilai tukar rupiah secara rata-rata mengalami apresiasi sebesar 0,17 persen secara month to month menjadi Rp13.338 per dolar AS, sejalan dengan stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga.

Penguatan tersebut didukung dari berlanjutnya penjualan valuta asing oleh korporasi eksportir, sejalan dengan kinerja ekspor yang membaik. Selain itu, faktor dari sisi persepsi positif investor terhadap terjaganya kondisi perekonomian domestik. Ini tercermin dari pembelian Surat Berharga Negara (SBN).

BI pun akan terus mewaspadai risiko yang dapat ditimbulkan dari gejolak eksternal. Maka dari itu, bank sentral akan terus melakukan langkah-langkah stabilisasi yang diperlukan agar nilai tukar rupiah tetap sejalan dengan fundamental dan tetap sesuai dengan mekanisme pasar. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya