Rupiah Diproyeksi Menguat, Ini Pendorongnya

Penjualan valas di Cikini
Sumber :
  • Fanny Octavianus

VIVA.co.id – Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pekan ini diproyeksi menguat. Terdorong beberapa sentimen positif perekonomian dalam maupun luar negeri. 

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menjelaskan, sentimen positif itu mulai dari berkurangnya risiko ketidakpastian dari bank sentral AS The Fed, dan rencana rilis peraturan baru Bank Indonesia.

"Optimisnya BI dalam menstabilkan laju rupiah, mulai stabilnya harga minyak dunia, dan lainnya," ujarnya di Jakarta, Senin, 20 Maret 2017.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Menurutnya, imbas dari pertemuan The Fed yang menaikkan tingkat suku bunga acuannya telah membuat pergerakan dolar kembali melanjutkan penurunannya, sehingga laju rupiah dapat memanfaatkannya untuk dapat bergerak positif. 

Seperti diketahui, sebelumnya The Fed memutuskan untuk menaikkan kisaran target suku bunga federal funds sebesar 25 bps menjadi 0,75-1,0 persen. 

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

"Berkurangnya risiko ketidakpastian membuat demand terhadap dolar berkurang dan berimbas pada terdepresiasinya dolar," tuturnya.

Pihaknya memperkirakan, awal pekan ini rupiah akan bergerak dengan kisaran pada kisaran Rp13.360 hingga Rp13.300 per dolar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah mengalami pelemahan di akhir perdagangan Jumat pekan lalu. Rupiah dibanderol Rp13.342 per dolar AS, lebih tinggi dari hari sebelumnya di level Rp13.336 per dolar AS.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya