Laju Rupiah Masih Rentan Koreksi

Dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) awal pekan ini diperkirakan akan sulit melaju di jalur hijau jika tidak ada sentimen positif yang dapat mengimbangi peluang pelemahan tersebut.

Airlangga Tegaskan Tak Hanya Rupiah yang Melemah, Won hingga Bath Juga Ambruk

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, penguatan rupiah saat ini tengah diuji. Jika dilihat dari pola selama sepekan lalu, terlihat bahwa pola gerak penguatan lalu masih cukup rentan.

"Pergerakan rupiah dapat kembali variatif cenderung melemah tipis jika tidak ada sentimen lainnya yang dapat mengimbangi peluang pelemahan tersebut," kata Reza di Jakarta, Senin, 27 Maret 2017.

Sri Mulyani Buka Suara soal Rupiah Tembus Rp 16.200 per Dolar AS

Menurut dia, usai melemah dalam beberapa pekan sebelumnya, kali ini laju dolar kembali menguat dengan mengambil kesempatan pada sentimen ketidakjelasan persetujuan ratifikasi program layanan kesehatan bagi masyarakat AS.

Reza menambahkan, meningkatnya risiko ketidakjelasan akan perkembangan persetujuan tersebut membuat kekhawatiran pelaku pasar meningkat dan berimbas pada peningkatan dolar. "Alhasil, potensi penguatan laju rupiah pun terganggu dan membuatnya melemah," tuturnya.

OJK Beberkan Kunci Hadapi Memanasnya Dinamika Ekonomi Global

Di samping itu, lanjut Reza, sentimen dari keinginan pemerintah yang disampaikan melalui Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan terkait kenaikan rating oleh S&P, dinilai belum cukup mengangkat rupiah.

"Tetap mencermati berbagai macam sentimen yang dapat mengubah arah penguatan rupiah. Diperkirakan Rupiah akan bergerak dengan kisaran Rp13.342 hingga Rp13.310," ujarnya. (mus)

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi

Rupiah Melemah, OJK Kasih Tips Emak-emak Kelola Keuangan

Anjloknya rupiah ini disebut akan berdampak kepada pengeluaran ibu rumah tangga alias emak-emak , karena naiknya harga bahan pokok (bapok).

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024