Garasindo Disebut Bikin NPL Naik, Ini Kata PermataBank

Bank Permata.
Sumber :
  • en.indonesiafinancetoday.com

VIVA.co.id – PT Bank Permata Tbk, emiten berkode saham BNLI, tahun ini dapat memulihkan kembali kinerja keuangannya. Setelah 2016 lalu, perseroan mencatat kerugian sebesar Rp6,48 triliun, dari tahun sebelumnya untung sebesar Rp247,1 miliar. 

Liburan Seru, Yuk Atur Budget-mu Dari Sekarang!

Bahkan, Astra Internasional sebagai salah satu pemegang saham Bank Permata, terus berupaya mempertahankan bisnis salah satu lini perusahaannya tersebut. Dengan cara menyuntikan dana sebesar Rp3 triliun tahun ini, agar pencadangan modal perbankan dapat terjaga dengan kuat.

Salah satu penyebab bank itu merugi adalah tingginya kredit macet, atau Non Performing Loan (NPL). Berdasarkan data laporan keuangan perseroan pada 2016, NPL Gross PermataBank pada 2015, mencapai 2,7 persen dan langsung meroket pada 2016, menjadi 8,83 persen.

Bank Permata Resmi Masuk Kategori Bank BUKU IV

Sementara itu, NPL Nett 2015, tercatat 1,4 persen, naik menjadi 2,24 persen di 2016. Artinya, ada sejumlah debitur besar yang bermasalah dalam pembayaran kreditnya di bank tersebut pada tahun lalu. 

Dikutip dari Katadata, Senin 27 Maret 2017, salah satu debitur besar yang kreditnya macet adalah Grup Garansindo. Utangnya disebut-sebut mencapai Rp1,24 triliun.

Bank Permata Mulai Fase Integrasi dengan Bangkok Bank

Menanggapi hal tersebut, pihak PermataBank tidak membantah prihal adanya kredit macet Garasindo tersebut. Namun ditegaskan, informasi mengenai nasabah tidak bisa dijelaskan secara detail, karena melanggar aturan yang berlaku. 

“Kami tidak dapat memberi informasi lebih lanjut pada saat ini, karena terikat kerahasiaan nasabah seperti layaknya transaksi dan proses antarnasabah dan bank," kata Head Corporate Affairs PermataBank Richele Maramis kepada VIVA.co.id, Senin 27 Maret 2017.

Terkait dengan kredit macet, dia menegaskan, PermataBank akan proaktif melakukan restrukturisasi dan rehabilitasi utang untuk memperbaiki NPL. 

"Proses restrukturisasi dan rehabilitasi yang dilakukan secara proaktif, serta mulai berjalannya proses likuidasi dan tindakan hukum terhadap sebagian dari portofolio NPL bank," ungkapnya.

Langkah tersebut, lanjutnya, untuk memastikan perseroan tumbuh lebih kuat tahun ini dan kembali mencatatkan laba bersih. "Sebagai hasilnya, kami telah melihat perubahan positif dengan membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp214 miliar di bulan Februari 2017.” tambahnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya