Negara-negara yang Sedang Memburu Surat Utang RI

Ilustrasi surat utang
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Pemerintah telah menerbitkan sukuk global berdenominasi dolar Amerika Serikat di pasar internasional sebesar US$3 miliar, yang terdiri dari US$1 miliar untuk tenor lima tahun dan US$2 miliar untuk tenor 10 tahun. Penerbitan ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah penerbitan sukuk global.

Pertama Dalam Sejarah, Sri Mulyani Terbitkan SUN Tenor Panjang

Direktorat Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengatakan, hasil lelang surat utang yang mendapatkan nilai transaksi sebesar U$10,84 miliar, telah menunjukkan antusiasme investor terhadap surat utang dalam negeri.

“Seperti yang kita lihat, ini menunjukkan animo yang cukup kuat,” kata Robert dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 30 Maret 2017.

Jaga Dunia Usaha dari Efek Corona, Pemerintah Terbitkan Recovery Bond

Surat utang Indonesia, kata Robert, diapresiasi oleh investor dari negara-negara Asia, Timur Tengah, sampai investor Amerika Serikat. Berdasarkan data DJPPR, hampir 28 persen komposisi kepemilikan sukuk global dengan tenor lima tahun dikuasai oleh negara Asia.

Begitu pun, dengan sukuk global dengan tenor 10 tahun, dengan persentase sebesar 27 persen. Sementara itu, posisi kedua ditempati oleh negara-negara Timur Tengah. Untuk sukuk global tenor lima tahun, yakni sebesar 27 persen. Sedangkan sukuk global tenor 10 tahun, sebesar 29 persen.

Pemerintah Terbitkan Surat Utang Global untuk Tahan Pelebaran Defisit

Robert menilai, para investor di Kawasan Timur Tengah, lebih meminati surat utang berjangka pendek, karena adanya ketidakpastian harga minyak yang terus berfluktuasi. Karena itu, para pemilik dana lebih condong mengakusisi sukuk global berjangka panjang.

“Alokasi ke Timur Tengah, memang berkurang dari tahun sebelumnya. Kami berbincang dengan investor, availabity dari fund berkurang,” katanya.

Sementara itu, komposisi investor yang mengakusisi surat utang syariah dari AS, adalah untuk tenor lima tahun sebesar 21 persen. Sedangkan untuk tenor 10 tahun, sebesar 29 persen. Robert mengatakan, para investor negara Paman Sam mulai memandang, instrumen sukuk setara kualitasnya dengan surat utang konvensional.

“Apalagi, scope kita sudah masuk ke emerging market indeks, sehingga investor global bisa memantau pergerakannya. Itu sudah sejak Oktober 2016,” ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya