Bank Mandiri Beberkan Modus Penipuan yang pernah Dihadapi

RUPST Bank Mandiri
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Perbankan pelat merah PT Bank Mandiri Tbk, atau BMRI mengakui, terdapat beberapa skema yang dilakukan sejumlah pihak yang tak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan, atau penipuan perbankan, atau fraud tersebut.

Livin' by Mandiri Beri Bebas Biaya Transfer Antarbank, Begini Caranya

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menuturkan, salah satu tindak kejahatan tersebut berupa penyalahgunaan kredit. Dalam hal ini, debitur memperoleh kredit dengan cara memanipulasi laporan keuangan.

"Selama lima tahun terakhir cukup banyak debitur yang dalam perkembangannya melakukan penyalahgunaan kredit, termasuk melaporkan laporan keuangan yang dibesarkan," ujar Kartika dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Kamis, 30 Maret 2017.

Livin' by Mandiri Error Jadi Trending Topic Twitter

Pria yang akrab disapa Tiko ini mengungkapkan, terdapat sejumlah nasabah yang secara sengaja membangkrutkan usahanya sendiri, agar terlepas dari jeratan kredit bank.

"Sekarang cukup banyak, sebagai contoh di Bank Mandiri saat ini ada 17 kasus kepailitan sebagian besar diajukan debiturnya," tuturnya.

Bank Mandiri Siap Layani Investor Cari Peluang Investasi di RI

Selain itu, terdapat pula pemalsuan dokumen. Pemalsuan dokumen yang dihadapi oleh perseroan seperti bank garansi.

"Mereka membawa bank garansi, seolah diperjualbelikan menyatakan bahwa kita punya kewajiban membayar. Tapi sebenarnya, ini bukan bank garansi resmi yang diterbitkan bank, ada pemalsuan dari sisi dokumennya," kata dia.

Tiko melanjutkan, kejahatan fraud juga banyak terjadi dalam sistem digital banking. Menurutnya, skema yang cukup banyak digunakan ialah skimming, atau pencurian informasi kartu kredit, atau debit.

"Kalau yang cukup banyak, kondisi normal skimming ini, termasuk tradisonal, di mana merchant melakukan copy terhadap magnetic stripe daripada debit card, kemudian oleh mereka di-copy menjadi kartu baru untuk digunakan di luar negeri," ujar dia lagi.

Tiko mengungkapkan, adapula fraud dengan melakukan kloning pada internet banking Bank Mandiri.

Perseroan itu, kata dia juga tengah mendalami kasus baru yang terjadi di ATM. Kartika mengatakan, terdapat sejumlah komplotan yang memiliki alat untuk memerintahkan ATM mengeluarkan uang.

"Itu istilahnya jackpot model baru, alat buatan Rusia mengintervensi gelombang komunikasi ATM dan memerintahkan ATM mengeluarkan uang," ujarnya.

Adapula yang secara spesifik di mana terdapat LSM yang menawarkan jasa kepada nasabah guna menghalangi bank mengambil jaminan kredit. Lainnya, dengan modus lembaga internasional yang datang ke bank seolah punya hak klaim.

"Kemudian satu lagi yang berkedok lembaga internasional, UN Swissindo mengatasnamakan lembaga negara seolah ada klaim mereka membawa surat klaim bahwa mereka punya hak untuk klaim uang yang jumlah besar di negara asing yang digunakan membayarkan aktivitas di Indonesia mereka seperti MLM merekrut anggota, sebenarnya skema investasi bodong," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya