- Romys B/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan masih akan bergerak tipis, sebelum menemukan momentum kenaikan. Sebab, saat ini indeks dolar masih perkasa, sehingga menghalangi ruang gerak rupiah.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan, laju rupiah dapat bertahan di tengah penguatan dolar seiring rilis data-data ekonominya yang menunjukkan progres pemulihan
Adanya rilis inflasi yang dipersepsikan terkendali diharapkan memberikan sentimen positif pada rupiah. Namun, masih kuatnya posisi dolar di zona hijau dapat menghalangi potensi kenaikan lanjutan rupiah.
"Peluang dan harapan akan adanya kenaikan kembali. Namun demikian, penguatan tersebut masih perlu diuji ketahanannya, terutama jika sentimen dari rilis positif inflasi telah lewat," ujarnya di Jakarta, Selasa, 4 April 2017.
Reza mengungkapkan, jika berkaca pada perdagangan kemarin, laju rupiah mampu mengalami kenaikan, meski tipis. "Tampaknya pergerakan rupiah menyerap sentimen positif dari rendahnya angka inflasi," tuturnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik merilis deflasi 0,02 persen di bulan Maret sangatlah jauh di bawah perkiraan, yang memperkirakan masih adanya potensi terjadinya inflasi. Namun hal ini memberi sentimen positif pada kondisi makro ekonomi.
"Tetap mencermati berbagai macam sentimen yang dapat mengubah arah penguatan rupiah. Diperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran Rp13.336 hingga Rp13.312," tuturnya.