Potensi Besar Ikan Tuna Jadi Primadona di Arab Saudi

Ilustrasi ikan tuna
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Data Badan Pusat Statistik yang diolah oleh Kementerian Perdagangan menunjukkan, ada tren peningkatan nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Arab Saudi. 

PB KAMI Laporkan Dugaan Oknum Pejabat yang Terima Suap Pengusaha Oli dan Sparepart Palsu

Pada tahun ini, perusahaan importir produk makanan dan minuman Indonesia asal Arab Saudi Sami Al-Khatiri menghentikan impor tuna kaleng dari Thailand dan mengalihkan pembelian ke Indonesia. 

Nilai impornya sebesar US$385 ribu atau Rp5,1 miliar (kurs Rp13.328 per dolar AS). Dengan jenis produk kemasan seberat 1,8 kilogram dan 80 gram. 

Kementerian Perdagangan dan Penegak Hukum Diminta Lebih Tegas Tangani Peredaran Oli Palsu

"Keputusan Sami Al-Khatiri merupakan peluang bagus bagi ikan tuna asal Indonesia," kata Konsul Jenderal RI di Jeddah Hery Saripudin dalam keterangan tertulis pada Rabu, 5 April 2017. 

Dia mengatakan, popularitas ikan tuna saat ini semakin menanjak di Arab Saudi, karena adanya kampanye gaya hidup sehat yang digaungkan oleh beberapa supermarket dan hypermarket, seperti Lulu, Al-Madinah, dan Nesto di Jeddah. 

PB KAMI Desak Kementerian Perdagangan Cabut Izin Perusahaan Pembuat Oli Palsu

"Sementara itu, hypermarket Otent mempromosikan konsumsi ikan tuna di Riyadh dan sekitarnya," ucapnya. 

Sebagai informasi, nilai ekspor produk ikan Indonesia ke Arab Saudi pada 2012 membukukan nilai transaksi US$886 ribu. Pada 2013, meningkat menjadi US$1,7 juta. Pada 2014, nilainya sempat menurun menjadi US$1,48 juta.

Namun pada 2015, Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk perikanan ke Arab Saudi menjadi US$2,74 juta. Selanjutnya pada 2016, menjadi US$5,34 juta atau meningkat 95 persen dibanding 2015. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya