Untung Rugi Penerapan Harga Eceran Tertinggi Ritel

ilustrasi pedagang pasar di Jakarta.
Sumber :
  • Rebecca Reifi Georgina - VIVA.co.id

VIVA.co.id – Langkah intervensi pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dalam menstabilkan harga bahan pangan menjelang lebaran sangat diperlukan. Kebijakan harga eceran tertinggi pada komoditas gula, daging kerbau beku, minyak goreng, di tingkat ritel diapresiasi Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Handito Hadi Joewono. 

Meroketnya Harga Pangan Buat Nilai Tukar Petani Desember 2021 Naik

"Intervensi ini dipahami memang di satu sisi membantu rakyat banyak. Di sisi lain membuat perdagangan produk itu jadi tidak menarik, karena kesempatan untuk dapat untung pantas itu lebih sedikit," ungkap Handito kepada VIVA.co.id pada Rabu, 12 April 2017. 

Ia melihat ada efek positif dari intervensi ini (HET/harga eceran tertinggi) karena ruang mafia dipersempit sehingga sangat memungkinkan harga relatif akan lebih terkendali. Kemudian, dapat memberikan lebih kepastian kepada pedagang dalam membuat perencanaan ketersediaan pasokan dalam jangka panjang. 

Airlangga: Harga Pangan yang Naik Akhir Tahun Untungkan Petani

Selain itu, lanjut Handito, pedagang saat ini lebih cenderung memilih tidak mengambil risiko besar. Lebih baik tidak mengambil margin terlalu besar, tapi tetap bisa untung dengan konsisten. "Ketimbang margin besar-besaran saat ini. Untung dikit asalkan berputar terus barangnya itu lebih baik," ujarnya. 

Namun, di sisi lain tetap ada efek negatif, karena ada pedagang yang terlanjur memiliki stok dari harga sebelum ketentuan HET ritel diterapkan. "Kalau sudah punya stok dengan harga dulu, yang mahal. Sekarang jadi rugilah. Ini harus diperhatikan. Ngono-ngono, tapi yo ojo ngono (begitu tapi jangan terlalu)," ucapnya. 

PBB: Harga Pangan Global Melonjak ke Level Tertinggi dalam 10 Tahun

Sebagian melihat intervensi itu tentu dapat merugikan. Dalam jangka pendek ketentuan tiga komoditas ini dapat mengurangi geliat minat perdagangan, kemudian dapat mengurangi suplai. Jika suplai kurang, tentu akan berdampak negatif bagi stabilitas harganya. 

"Kalau gitu nanti akan memunculkan operasi pasar yang sebenarnya kalau bisa jangan sering-seringlah. Kalau bisa mekanisme pasar saja yang berlaku. Saya kira risiko jangka pendek itu bisa dikelola asalkan pemerintah menyiapkan langkah-langkahnya antisipasi," terangnya. 
 

Pembeli dan penjual daging sapi di Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat.

Usai Minyak Goreng dan Kedelai, Kini Harga Daging Sapi Merangkak Naik

Harga jual daging sapi jelas Ramadan tercatat berada di atas Rp120 ribu per kilogramnya atau mencapai Rp140 ribu per kilogram.

img_title
VIVA.co.id
22 Februari 2022