VIVA.co.id – Pemerintah sejak 10 Maret 2016, telah meluncurkan Pusat Logistik Berikat yang diceritakan melalui paket kebijakan ekonomi jilid dua. Kehadiran PLB, diharapkan mampu menjadi solusi jitu, agar biaya logistik domestik yang selama ini terlampau tinggi, bisa ditekan seminimal mungkin.
Dalam peringatan satu tahun berdirinya PLB, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun berpesan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, agar mampu menjaga PLB sesuai dengan tujuan utama yang dicanangkan. Bendahara negara tak ingin, PLB justru melenceng dari tujuan.
"Tolong jaga PLB jadi institusi yang baik dan jujur. Jangan jadikan PLB jadi tempat penyelundupan, yang tidak punya sense untuk menciptakan transparansi," kata Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, di Jakarta, Rabu 12 April 2017.
Sejak pertama kali diresmikan, jumlah PLB meningkat cukup signifikan dari yang sebelumnya hanya 12 PLB, menjadi 34 PLB sampai saat ini. Bahkan, nilai barang yang disimpan di dalam gudang PLB mencapai Rp1,16 triliun, dari sekitar 151 perusahaan.
Ani mengaku bukanlah tipikal pejabat negara yang cepat puas. Namun, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun mengaku puas dengan reformasi yang sudah dilakukan Ditjen Bea dan Cukai dalam lima tahun ke belakang. Otoritas bea dan cukai, selama ini dianggap telah melakukan fungsinya dengan baik.
"Saya sudah dengar, ada yang bilang bea cukai sudah berubah sangat baik. Dan saya yakin ini bukan titipan dari pegawai bea cukai. Ini sinyal baik untuk terus melayani masyarakat," katanya.
Ani menginginkan, agar para pengusaha pengelola PLB tidak ragu-ragu untuk menyampaikan keluhan, apabila ada beberapa hal yang melenceng. Sinergi antara pemerintah maupun pengusaha, diharapkan mampu berdampak lebih terhadap ongkos logistik nasional.
"Semoga PLB bisa terus menjalankan ambisinya. Kalau sudah diresmikan Presiden, harus dijaga momentumnya dan menjadi kebanggaan. Sehingga, nanti ulang tahun kedua, ketiga, 'ini loh bayi yang dulu diresmikan telah menjadi remaja yang ganteng'," tutur Ani. (asp)
