Ekonomi China Tumbuh Lebih Tinggi, Ekspor RI Berpeluang Naik

Bendera China berkibar di bangunan The Great Hall of the People, China
Sumber :
  • REUTERS/Jason Lee

VIVA.co.id – Di awal 2017, Tiongkok mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dari yang diperkirakan, di mana pada kuartal satu ini perekonomian mereka berhasil mencapai angka 6,9 persen.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

Padahal, target yang digadang-gadang negeri tirai bambu tersebut dalam hal pertumbuhan ekonomi mereka sebelumnya, hanya sebesar 6,5 persen di sepanjang 2017, atau lebih rendah dari capaian 2016, yaitu sebesar 6,7 persen.

Menilai hal tersebut, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto pun mengaku optimistis dengan adanya dampak positif bagi Indonesia. Karena, Tiongkok merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia selain India dan Amerika.

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

"Ekspor utama kita kan ke Tiongkok, Amerika, India, dan kadang-kadang juga ke Jepang. Jadi, pertumbuhan ekonomi Tiongkok bisa berpengaruh bagi Indonesia. Karena, ketika mereka bergerak, mereka kan juga banyak membutuhkan barang-barang dari kita, sehingga ekspor ke sana kita harapkan naik," kata Suhariyanto di kantornya, kawasan Jakarta Pusat, Senin 17 April 2017.

Dia berharap, dengan adanya dampak positif dari pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang sangat signifikan di awal tahun 2017 ini bagi nilai ekspor Indonesia, hal itu bisa ikut mengangkat dampak dari nilai ekspor dan impor Indonesia agar tidak lagi berada dalam posisi negatif.

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Maksimal 5,5 Persen

Sehingga, lanjut Suhariyanto, hal tersebut diharapkan juga bisa ikut merangsang peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama dari lonjakan total nilai ekspor sebagai salah satu indikatornya.

"Ketika nanti ekspor kita ke sana itu naik, tentunya itu akan berpengaruh dari sisi Produk Domestik Bruto pengeluaran. Karena itu, kita berharap mulai kuartal satu ini dampak dari ekspor dan impor kita tidak negatif lagi lah, itu yang kita harapkan," kata Suhariyanto.

"Sehingga, kalau itu bisa terjadi, maka tentunya hal itu juga akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita," ujarnya.

Perlu diketahui, berdasarkan data Biro Statistik China, pertumbuhan ekonomi negara tersebut sepanjang kuartal I 2017 tumbuh sebesar 6,9 persen. Capaian tersebut tercatat lebih tinggi dari capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III 2015 lalu.

Adapun pendorong ekonomi China, kuartal I tersebut berasal dari besarnya belanja infrastruktur pemerintah dan naiknya pasar properti.  (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya